Gunung Dempo Kembali Erupsi, Status Masih Waspada

Gunung Dempo di Pagaralam kembali erupsi untuk kelima kalinya tahun ini. Status tetap Waspada, masyarakat diimbau waspada terhadap zona bahaya di sekitar kawah.

Gunung Dempo di Pagaralam kembali erupsi untuk kelima kalinya tahun ini. Status tetap Waspada, masyarakat diimbau waspada terhadap zona bahaya di sekitar kawah. Foto: Istimewa 

GUNUNG
Dempo di Kota Pagaralam, Sumatera Selatan kembali menunjukkan aktivitas vulkanis dengan erupsi pada Jumat (29/8/2025) pukul 13.38 WIB. 

Berdasarkan laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), letusan kali ini menghasilkan kolom abu setinggi sekitar 100 meter di atas puncak atau kurang lebih 3.273 meter di atas permukaan laut.

Kolom abu teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan condong ke arah utara. Erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30 milimeter dan berdurasi hampir dua menit. 

Meski demikian, status Gunung Dempo tetap berada pada Level II (Waspada).

“Zona bahaya direkomendasikan dalam radius 1 kilometer dari kawah serta 2 kilometer ke arah utara,” tulis siaran pers Pos Pemantau Gunung Api Dempo. 

Masyarakat, pendaki, maupun wisatawan diimbau tidak mendekati dan bermalam di area kawah Marapi mengingat potensi lontaran material dan gas beracun.

Erupsi Kelima Sepanjang 2025

Erupsi pada 29 Agustus ini menambah catatan aktivitas vulkanis Gunung Dempo menjadi lima kali sepanjang 2025. Tiga di antaranya terjadi di bulan Agustus.

Erupsi pertama bulan ini berlangsung pada 7 Agustus malam dengan kolom abu setinggi 1.200 meter. 

Disusul letusan kedua pada 19 Agustus pukul 07.48 WIB dengan abu vulkanik mencapai 1.300 meter.

Sebelumnya, Dempo juga sempat erupsi pada 12 Januari dan 2 Februari 2025 dengan kolom abu setinggi 20 hingga 50 meter.

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid, menegaskan bahwa tipe erupsi Gunung Dempo saat ini cenderung freatik, yakni letusan uap dan gas yang bisa terjadi tiba-tiba tanpa tanda vulkanik jelas. 

“Zona bahaya berpotensi terlanda lontaran material dan gas beracun akibat erupsi freatik,” ujarnya.

BPBD Siapkan Skenario Darurat

Kepala BPBD Kota Pagaralam, John Hasman, mengatakan pihaknya sudah menyiapkan sejumlah skenario darurat jika aktivitas Gunung Dempo meningkat. “Untuk status masih Level II Waspada,” jelasnya.

Di sisi lain, Badan Geologi mencatat adanya peningkatan aktivitas kegempaan sejak Juli 2025, disertai deformasi tubuh gunung yang mengindikasikan penggembungan atau inflasi. Hal ini menjadi tanda adanya migrasi magma dari dalam ke permukaan.

Aktivitas Erupsi Tahun Lalu

Catatan erupsi Gunung Dempo juga terjadi pada 2024. Mulai dari 9 Mei hingga November, aktivitas vulkanis tercatat berulang kali. 

Bahkan, sempat terjadi perubahan warna air kawah dari abu-abu ke hijau toska, yang menandakan dinamika sistem hidrotermal gunung tersebut.

Meski masih berstatus Waspada, masyarakat diminta selalu siaga. Pendaki dan wisatawan diingatkan tidak mendekati radius bahaya, sebab erupsi Dempo bersifat tidak terduga. **