Jamal Musiala alami cedera serius usai benturan dengan Donnarumma. Lothar Matthaus menilai gelandang Bayern itu tak tergantikan, ibarat Lionel Messi.
GELANDANG Bayern Munich dan timnas Jerman, Jamal Musiala, mengalami cedera serius yang membuatnya harus menepi berbulan-bulan.
Insiden terjadi saat laga Piala Dunia Antarklub melawan Paris Saint-Germain, ketika Musiala bertabrakan keras dengan kiper Gianluigi Donnarumma.
Pemain berusia 22 tahun itu mengalami patah tulang fibula dan kerusakan ligamen pergelangan kaki.
Ia harus ditandu keluar lapangan dalam kondisi menangis, sebelum Bayern mengonfirmasi bahwa Musiala wajib menjalani operasi.
Absennya Musiala langsung terasa bagi Jerman. Pada laga kualifikasi Piala Dunia 2026 di Trnava, Die Mannschaft tampil buruk dan dipermalukan Slovakia dengan skor 0-2.
Sejak awal laga, tim asuhan Julian Nagelsmann tampil rapuh dan kehilangan arah permainan. Slovakia memanfaatkan situasi itu dengan agresivitas tinggi.
Gol pertama lahir ketika Florian Wirtz kehilangan bola di sisi sayap, yang dimanfaatkan David Hancko untuk menusuk dan menjebol gawang Oliver Baumann.
Gol kedua lebih menyakitkan, saat David Strelec memperdaya Antonio Rudiger sebelum melepas tembakan keras tanpa mampu dibendung.
Kekalahan ini tercatat sebagai sejarah kelam bagi Jerman.
Untuk pertama kalinya mereka kalah pada laga kualifikasi Piala Dunia di kandang lawan.
Legenda Jerman, Lothar Matthaus, menilai absennya Musiala menjadi pukulan telak.
Ia bahkan membandingkan nilai penting Musiala dengan Lionel Messi.
“Musiala tidak bisa digantikan satu lawan satu. Sama seperti Messi, Anda tidak bisa menggantikannya,” kata Matthaus kepada Sky Sports Jerman. “Semoga dia segera kembali.”
Matthaus juga menyoroti performa buruk Jerman.
Menurutnya, skor 0-2 justru masih menguntungkan Nagelsmann.
“Kualitas permainan kami memalukan. Hasil ini bahkan sangat menyanjung, karena bisa saja 4-0 atau 5-0,” tegasnya.
Matthaus menyebut tim Jerman gagal mengantisipasi pressing agresif Slovakia.
“Kami tidak pernah menemukan sikap yang tepat. Itu yang paling saya tidak sukai,” ujarnya.
Ia menilai Oliver Baumann, kiper Jerman, justru menjadi pemain terbaik dalam kekalahan itu.
“Jika kiper dari tim yang kalah tampil sebagai bintang, semua orang tahu artinya,” tambah Matthaus.
Kekalahan dari Slovakia membuat posisi Julian Nagelsmann kian tertekan.
Jerman terlihat datar, mudah diprediksi, dan tak mampu menghadapi tekanan lawan.
Akhir pekan ini, Jerman akan menjamu Irlandia Utara.
Kemenangan wajib diraih untuk meredam krisis dan memulihkan kepercayaan diri tim.
Jika gagal, sorotan terhadap Nagelsmann bisa berubah menjadi badai yang lebih besar. **