Perempuan hamil lima bulan nekat loncat dari Jembatan Musi 6 Palembang. Aksi bunuh diri digagalkan polisi dan warga, diduga akibat alami tokophobia.
Perempuan hamil lima bulan nekat loncat dari Jembatan Musi 6 Palembang. Aksi bunuh diri digagalkan polisi dan warga, diduga akibat alami tokophobia. Foto: Istimewa
WARGA dan pengendara yang melintas di Jembatan Musi 6, Kelurahan 32 Ilir, Kecamatan Ilir Barat II, Palembang, Minggu (24/8) malam, dibuat geger setelah seorang perempuan muda berinisial Af (27) nekat meloncat dari atas jembatan. Perempuan yang tengah hamil lima bulan itu diduga hendak mengakhiri hidupnya.
Beruntung, niat tragis tersebut berhasil digagalkan warga bersama aparat Polsek IB II yang tiba di lokasi sekitar pukul 21.00 WIB. Af langsung diamankan dan dibawa ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan medis sebelum akhirnya dimintai keterangan di kantor polisi.
Video Pesan Terakhir
Aksi nekat Af sempat terekam dalam sebuah video pesan terakhir yang beredar di media sosial. Dalam video tersebut, Af mengungkapkan perasaan putus asa hingga menyebut dirinya sebagai pendosa.
“Anjel kakak ada di bawah, kakak mau pulang, kakak titip mama kakak anjel. Kakak udah gak kuat, kakak mau cerita dulu, kakak ini pendosa anjel makanya lebih baik mati,” ucapnya dalam rekaman tersebut.
Polisi dan Warga Bergerak Cepat
Kapolsek Ilir Barat II, Kompol Fauzi, membenarkan kejadian tersebut. Ia mengatakan pihaknya langsung menuju lokasi setelah mendapat laporan dari warga mengenai seorang perempuan yang hendak bunuh diri.
“Saat kami tiba, posisi Af sudah berada di ujung jembatan dan siap melompat. Namun berkat kesigapan anggota dan masyarakat sekitar, aksi itu berhasil digagalkan,” jelas Fauzi.
Setelah diselamatkan, polisi kemudian menghadirkan suami dan keluarga korban untuk dimintai keterangan. Dari hasil penyelidikan sementara, diketahui Af merupakan istri keempat dari suaminya dan tengah mengandung anak pertama.
Diduga Alami Tokophobia
Lebih lanjut, Kapolsek mengungkapkan bahwa korban diduga mengalami sindrom tokophobia primer, yakni ketakutan ekstrem yang dialami wanita pada kehamilan pertama.
“Selama ini, suaminya kurang komunikasi dengan korban, apakah pulang ke rumah istri atau bagaimana. Hal itu membuat korban merasa kurang diperhatikan dan mengalami kecemasan berlebihan,” ujar Fauzi.
Diserahkan ke Keluarga
Setelah diberikan pengarahan oleh pihak kepolisian, Af akhirnya diserahkan kembali ke pihak keluarga. Polisi berharap peristiwa ini menjadi pelajaran berharga, khususnya bagi warga Palembang agar tidak mengambil jalan pintas saat menghadapi persoalan hidup.
“Kami mengimbau warga Kota Palembang agar tidak melakukan hal-hal yang merugikan diri sendiri maupun orang lain. Tuntaskan setiap masalah dengan kepala dingin dan komunikasikan dengan baik,” tegas Kapolsek. **