Dugaan Pelecehan Seksual Guru SMP di Prabumulih, Polisi Belum Terima Laporan

Kasus dugaan pelecehan seksual guru SMP di Prabumulih jadi sorotan. Polisi belum terima laporan, sementara masyarakat desak proses hukum berjalan.

Kasus dugaan pelecehan seksual guru SMP di Prabumulih jadi sorotan. Polisi belum terima laporan, sementara masyarakat desak proses hukum berjalan. Foto: Istimewa

KASUS
dugaan pelecehan seksual oleh seorang guru SMP Negeri di Kota Prabumulih kembali memantik perhatian publik. 

Persoalan ini mencuat setelah tangkapan layar percakapan mesum antara guru berinisial D dengan siswinya beredar luas di media sosial.

Meski ramai diperbincangkan, hingga Jumat (29/8/2025), Kepolisian Resor (Polres) Prabumulih menegaskan belum menerima laporan resmi dari pihak korban maupun keluarganya.

“Sampai saat ini belum ada laporan yang masuk,” ujar Kapolres Prabumulih, AKBP Bobby Kusumawardhana.

Guru Dinonaktifkan, Mediasi Dilakukan

Informasi yang dihimpun menyebutkan, orang tua korban dan oknum guru sempat melakukan mediasi. 

Sementara itu, Dinas Pendidikan Kota Prabumulih telah mengambil langkah cepat dengan menonaktifkan sementara guru tersebut dari aktivitas mengajar.

Wakapolres Prabumulih, Kompol Cindy Helyadi, menegaskan meski laporan belum diterima, pihaknya tetap melakukan langkah awal.

“Kami sudah mengarahkan intel untuk pengumpulan bahan keterangan. Jika ada laporan, tentu akan kami tindaklanjuti,” jelasnya.

Polisi Dorong Korban Berani Melapor

Menurut Cindy, bukti percakapan yang tersebar luas di media sosial tidak cukup untuk memproses hukum tanpa adanya laporan resmi. 

Karena itu, Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Prabumulih kini melakukan pendekatan persuasif ke lingkungan sekolah dan siswa.

“Anak-anak harus didorong untuk berani melapor. Kami juga menyiapkan program khusus ke sekolah-sekolah sebagai bentuk edukasi pencegahan,” tambah Cindy.

Desakan Publik agar Kasus Diproses Hukum

Kasus ini memicu gelombang reaksi keras dari masyarakat. Banyak orang tua dan warganet mendesak agar persoalan ini tidak berhenti hanya di jalur mediasi.

“Kalau damai, tidak akan menimbulkan efek jera. Harus diproses hukum,” ujar Andre, salah satu wali murid.

Di media sosial, desakan agar kasus ini diusut tuntas terus bergulir. 

Warganet menilai tindakan oknum guru tersebut sebagai perbuatan yang mencoreng dunia pendidikan, khususnya di Kota Prabumulih. **