Australia Tambah Kuota Mahasiswa Asing 2026, Asia Tenggara Diutamakan! Siap-Siap Daftar!

Australia akan menaikkan kuota mahasiswa asing menjadi 295.000 pada 2026. Fokus diberikan kepada pelamar dari Asia Tenggara. Peluang besar ini menjadi angin segar bagi kamu yang bercita-cita kuliah di negeri Kangguru!

Ilustrasi. (*/Mangoci4lawangpost)

PELUANG 
kuliah di luar negeri kembali terbuka lebar, terutama bagi kamu yang berasal dari Asia Tenggara. 

Pemerintah Australia resmi mengumumkan rencana peningkatan kuota mahasiswa asing sebesar 9% menjadi 295.000 tempat pada tahun 2026. 

Kabar ini disampaikan langsung pada Senin, 4 Agustus 2025, dan langsung menjadi sorotan bagi pelajar internasional, terutama dari kawasan Asia.

Langkah ini merupakan bagian dari strategi baru Australia dalam mengendalikan arus migrasi sambil tetap menjaga sektor pendidikan sebagai salah satu tulang punggung ekonomi negara. 

Menariknya, pelamar dari Asia Tenggara akan diprioritaskan, membuka peluang emas bagi pelajar Indonesia, Malaysia, Thailand, dan negara tetangga lainnya.

Bukan Sekadar Tambah Kuota, Tapi Juga Strategi Negara

Menurut pernyataan Menteri Pendidikan Australia, Jason Clare, peningkatan ini dilakukan dengan penuh pertimbangan.

Pemerintah ingin membangun ekosistem pendidikan yang lebih berkelanjutan, menguntungkan mahasiswa, universitas, dan tentunya kepentingan nasional.

Meningkatkan pendidikan internasional secara berkelanjutan adalah demi kepentingan mahasiswa, universitas, dan juga kepentingan nasional,” kata Clare.

Australia saat ini menempati posisi sebagai salah satu negara dengan proporsi mahasiswa internasional tertinggi di dunia. 

Pada tahun 2024 saja, pendidikan internasional menyumbang lebih dari A$ 51 miliar atau sekitar US$ 33,05 miliar ke perekonomian nasional. Ini menjadikan sektor pendidikan sebagai ekspor jasa terbesar Australia.

Kuota Naik Setelah Sempat Diperketat

Langkah peningkatan kuota ini datang setelah kebijakan pembatasan yang diterapkan pada 2024 dan 2025. 

Saat itu, Australia hanya menetapkan 270.000 tempat untuk mahasiswa asing, demi mengendalikan lonjakan migrasi yang memicu kenaikan harga properti dan tekanan sosial lainnya.

Namun, pembatasan tersebut dianggap berhasil. Wakil Menteri Pendidikan Internasional, Julian Hill, menyebut bahwa kini pemerintah bisa memberikan ruang bagi pertumbuhan yang terkontrol dan realistis.

“Angkanya sebelumnya tumbuh di luar kendali,” ujar Hill dalam wawancaranya bersama ABC.

Ia menambahkan bahwa langkah-langkah pengetatan, termasuk menaikkan biaya visa pelajar dua kali lipat dan menutup celah perpanjangan visa berulang, telah berhasil.

Fokus Asia Tenggara: Soft Power dan Akses Lebih Besar

Satu hal yang mencolok dari kebijakan baru ini adalah fokus Australia terhadap pelamar dari Asia Tenggara

Pemerintah tidak hanya ingin meningkatkan jumlah mahasiswa asing, tetapi juga menyasar kawasan strategis yang dekat secara geografis dan budaya.

Menurut Hill, hubungan jangka panjang dengan Asia Tenggara adalah bagian dari strategi soft power Australia di masa depan. 

Mereka ingin membawa “individu terbaik dari negara tetangga kami di Asia Tenggara dan membekali mereka dengan pengalaman Australia yang akan mereka kenang sepanjang hidup.”

Pernyataan ini sejalan dengan visi Perdana Menteri Anthony Albanese yang ingin mengurangi ketergantungan ekonomi pada China dan memperkuat hubungan dengan kawasan regional.

Universitas Harus Siap: Perumahan Layak Jadi Syarat

Namun, peningkatan kuota tidak datang tanpa syarat. Pemerintah menekankan bahwa universitas besar, khususnya yang berbasis publik, harus bisa membuktikan bahwa mahasiswa – baik lokal maupun internasional – memiliki akses terhadap perumahan yang layak dan aman.

Langkah ini bertujuan mengatasi kekhawatiran akan kepadatan tempat tinggal yang sempat menjadi isu serius saat lonjakan mahasiswa asing terjadi beberapa tahun lalu.

Sebagai tambahan, sekitar dua pertiga dari total kuota akan dialokasikan ke universitas, dan sisanya untuk sektor pelatihan kejuruan (vocational training)

Artinya, peluang kuliah tidak hanya terbuka untuk S1 atau S2, tetapi juga bagi kamu yang ingin mengambil jalur pendidikan kejuruan.

Daya Tarik Pendidikan Australia Masih Tinggi

Meskipun sempat diperketat, Australia tetap menjadi destinasi favorit mahasiswa asing

Pasca pandemi Covid-19, permintaan untuk kuliah di Australia melonjak tajam. 

Pada tahun anggaran 2023 saja, Australia mengeluarkan hampir 600.000 visa pelajar, angka yang menunjukkan pemulihan dan daya tarik kuat sektor ini.

Sebagian besar mahasiswa berasal dari China dan India, tapi kini Australia jelas mengarahkan pandangannya ke Asia Tenggara

Ini menjadi sinyal kuat bagi pelajar di kawasan ini untuk mulai mempersiapkan dokumen dan rencana studi sejak sekarang.

Komentar Positif dari Sektor Pendidikan

Organisasi Universities Australia menyambut baik pengumuman ini. Menurut CEO Luke Sheehy, peningkatan kuota adalah langkah masuk akal dan dinantikan oleh banyak pihak.

“Universitas telah lama meminta adanya pertumbuhan di sektor penting ini, dan pemerintah telah memenuhi permintaan tersebut,” ujar Sheehy.

Dengan peningkatan kuota ini, universitas-universitas Australia bisa menyusun strategi rekrutmen yang lebih agresif dan terbuka, termasuk membangun kemitraan dengan lembaga-lembaga pendidikan di Asia Tenggara.

Apa Artinya Bagi Kamu?

Buat kamu yang tengah merencanakan studi ke luar negeri, inilah saat yang tepat untuk mempertimbangkan Australia sebagai destinasi utama. Beberapa hal yang bisa kamu lakukan mulai sekarang:

  1. Riset jurusan dan universitas yang cocok dengan minatmu.

  2. Persiapkan dokumen penting seperti paspor, transkrip, sertifikat bahasa Inggris (IELTS/TOEFL), dan lainnya.

  3. Pantau informasi beasiswa, baik dari pemerintah Indonesia maupun dari institusi Australia.

  4. Cari tahu lebih lanjut tentang biaya visa pelajar Australia 2026, karena biaya ini telah dinaikkan sejak 2024.

  5. Pastikan kamu mengetahui persyaratan perumahan dan asuransi sebelum mendaftar.

Siapkan Diri dari Sekarang!

Kebijakan peningkatan kuota mahasiswa asing Australia pada 2026 adalah kesempatan emas yang tak boleh kamu lewatkan. 

Dengan fokus pada Asia Tenggara, peluangmu untuk diterima di universitas atau pelatihan kejuruan Australia semakin besar.

Langkah ini tidak hanya membuka pintu bagi pendidikan berkualitas, tetapi juga memperkuat hubungan regional yang berdampak luas bagi masa depan kawasan.

Jadi, apakah kamu siap menjadi bagian dari 295.000 mahasiswa asing yang akan menimba ilmu di Australia tahun 2026? **