Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Berarus Deras, Dalam dan Berpusaran


Petugas dari BASARNAS saat menyisiri Sungai Musi, mencari korban tenggelam, Senin (21/11/2022). Foto : Istimewa

SEORANG teman, tiba-tiba mengirimkan link berita salah satu portal berita online, ke group WhatsApp (WA), Minggu (20/11/2022) jam 15.01 WIB. 


Isi beritanya, mengabarkan seorang bocah asal Desa Sambi Rejo, Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu, terbawa arus Sungai Musi di Desa Kunduran Kecamatan Ulu Musi, Kabupaten Empat Lawang.


Kejadiannya, Sabtu (19/11/2022) dan tertulis di berita online itu jam kejadiannya 16.00 WIB. Itu artinya, sudah 23 jam lalu kejadiannya.


Sayapun mencari tahu kebenaran informasi itu. Berbagai sumber informasipun digali, termasuk mendalami narasi yang ditulis di media online tersebut. 


Tentu saja ini berawal dari pemikiran dan tanda tanya saya di dalam hati, bagaimana mungkin seoarang bocah yang masih sekolah di tingkat SD di Kabupaten Rejang Lebong, namun terbawa arus saat bermain di bantaran Sungai Musi Kabupaten Empat Lawang.


Karena jarak tempuh antara kedua kabupaten ini cukup jauh.


Alhasil, tanda tanya saya di dalam hati itupun akhirnya terjawab, setelah mengumpulkan informasi dari berbagai sumber. 


Bocah malang itu, datang ke Desa Kunduran Kecamatan Ulu Musi, bersama orang tuanya, dalam rangka menengok anggota keluarganya yang lain baru melahirkan, yang kebetulan tinggal menetap di Desa Kunduran.


Informasi ini juga diperkuat informasi dari Kepala BPBD Empat Lawang, Sahrial Podril saat saya coba hubungi. Beliau mengatakan jika korban datang ke Desa Kunduran baru dua hari yang lalu. Kira-kira hari Jum'at (18/11/2022) yang lalu.


Saat di Desa Kunduran, korban bermain bersama dengan anak sebayanya dan pada hari nahas itu, dia diajak teman-temannya itu, mandi ke salah satu tepian Sungai Musi.


Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih, ternyata lokasi tepian mandi itu, airnya sangat dalam dan berpusaran. Sangat berbahaya bagi anak-anak seumuran korban.


Menurut keterangan Sahrial Podril, saat personelnya melakukan penyisiran di lokasi untuk mencari korban, personel BPBD Empat Lawang yang sudah terlatihpun nyaris 'tersedot' pusaran itu.


Ya, intinya di lokasi kejadian itu, tidak hanya dalam, namun juga berarus deras dan berpusaran. Sangat berbahaya untuk menceburkan diri di sana.


Namun pada hari kejadian, peristiwa itu terjadi, dan ini mungkin sudah suratan takdir, Wallahu a'lam. Mudah-mudahan peristiwa ini tidak lagi terjadi. (*)


Disclimer : Tulisan ini berdasarkan sudut pandang penulis dan bisa saja ada kesalahan di informasi yang dituliskan. Jika ada ketersinggungan yang dirasakan suatu pihak, kami mohon maaf. Karena ini tidak ada maksut apapun dari penulis.