Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jambu Air Berulat


SEBATANG
pohon Jambu Air saya tanam sekitar dua tahun lalu, tidak jauh dari teras belakang rumah, mulai berputik dan berbuah.

Posisi pohon yang setiap hari selalu terlihat oleh saya. Maklum, ketika saya sedang duduk di teras belakang, selalu mengahadap ke arah pohon Jambu Air itu.

Karenanya, ketika pohon itu mulai tumbuh, berdaun lebat dan akhirnya berbunga, selalu terpantau oleh saya, sehingga terbesit harapan jika pohon Jambu air itu berbuah lebat nantinya, bisa metik langsung membuat rujak sendiri dan tidak lupa berbagi ke tetangga dan mertua.

Tidak hanya saya yang merasa senang ketika melihat pohon Jambu itu mulai berbunga lebat, pun keluarga saya, anak dan Istri saya juga senang, lantaran pohon Jambu itu berbuah juga.

Tidak hanya menyisakan sampah daun kering di bawah pohon Jambu itu, yang selalu menjadi tugas rutin anggota keluarga untuk membersihkannya. 

Namun kini penantian rasa ingin tahu akan bentuk buahnya seperti apa, sebentar lagi dapat segera terlihat nyata.

Hari berganti hari, minggu juga berganti, bunga perlahan membentuk putik, dan putikpun mulai membesar membentuk buah.

Senangnya hati makin kepalang, lantaran buah tidak hanya ada di batang, namun juga ada di cabang hingga ke ranting pohon. 

Dominasi warna pada pohon itu yang sebelumnya didominasi warna hijau daun, perlahan tidak hanya warna hijau, namun juga ada warna merah seiring mulai matangnya buah Jambu di pohon itu. Bahkan warna merah makin mendominasi pohon Jambu itu.

Namun tiba-tiba, kekecewaan itu mumcul, lantaran buah yang terlihat bagus, dan bersih mulus dari luar ternyata tidak seperti yang diharapkan.

Itu diketahui, pada suatu hari anak bungsu saya mencoba memetik salah satu buah Jambu di pohon itu, berniat untuk memakannya. 

Setelah dipetik, dicuci di air keran si bungsu membelah buah Jambu yang baru saja Ia petik tersebut yang sungguh terlihat segar dari luar, namun ternyata di dalan buah Jambu itu berisi ulat. Spontan Jambu yang ada di tangannya langsung Ia dibuang.

Kesal dengan Jambu yang dia petik berisi ulat, diapun kembali memetik buah Jambu di pohon itu dan langsung membelah Jambu di tanganya, juga berisi ulat. Selanjutnya kembali petik juga berisi ulat bahkan bagian dalam buah membusuk dan berisi ulat sangat banyak.

Alhasil niat si bungsu untuk mencicipi buah Jambu air yang ditanam bapaknya itu batal dia lakukan, sembari menghempaskan seluruh buah di tangan yang ia petik itu ke tanah, diapun berlalu meninggalkan pohon Jambu tersebut, sembari memperlihatkan kekesalannya terhadap pohon Jambu tersebut.

Tentu saja saya penasaran, apakah benar buah Jambu Air yang saya tanam itu berisi ulat. Sayapun memetik sendiri memilih buah yang menurut saya paling bagus, dan ternyata setelah dibelah, isinya benar busuk dan berisi ulat.

Seketika musnah sudah harapan untuk dapat merujak buah Jambu Air tanaman sendiri. Lantaran seluruh buah yang ada di pohon Jambu itu sudah digerogoti ulat dari dalam buah.

Cari Penyebab

Kekecewaan terhadap buah Jambu Air yang ternyata disarangi ulat, tentu tidak adil bagi saya jika harus menebang pohon Jambu Air itu.

Saya juga tidak akan mau menyalahkan diri sendiri, karena cara menanam dan merawat pohon Jambu Air. 

Juga tidak mungkin menyalahkan pohon Jambu Air yang berbuah rusak digerogoti ulat, karena tidak mungkin ada pohon yang berharap buahnya rusak sebelum matang dan bermanfaat bagi semua mahluk hidup lainnya, tidak hanya bermanfaat bagi ulat saja.

Tidak juga menyalahkan daun apalagi buah yang terlihat mulus dari luar menggugah selera, dan menyalahkan ulat yang mendahului panen sebelum si penanam selaku pemilik yang sah panen terlebih dahulu.

Hal ini karena ulat juga mahluk hidup, butuh makan untuk meneruskan siklus hidupnya di alam fanah sebelum masanya jatuh ke bumi kembali menjadi tanah.

Berangkat dari itu, saya selaku pemilik pohon Jambu Air itu, tidak ingin kecolongan lagi oleh ulat pada siklus berbuah berikutnya. 

Sayapun berusaha mencari tahu, apa penyebabmya buah Jambu Air saya digerogoti ulat, agar saya bisa panen buah yang bagus pada musim buah berikutnya.

Berbagai sumber bacaan dan tontonan saya akses, untuk mencari tahu penyebab buah Jambu Air selalu ulatan. Menariknya, sumber bacaan dan tontonan itupun menambah literasi saya tentang Jambu Air.

Hasilnya saya jadi tahu, jika ulat yang ada di dalam buah Jambu Air, berasal dari lalat buah, yang saya sangka sebelumnya bermanfaat membantu penyerbukan bunga sebelum menjadi putik.

Lalat buah menyuntikan telur ke bakal buah dan seiring waktu putik mennjadi buah, telur lalat itupun menetas menjadi ulat dan pada akhirnya ulat yang ada di dalam buah menggerogoti buah itu sendiri.

Itu artinya, bukan buah menghasilkan ulat, namun lalat buahlah yang telah menyuntikan telur yang akhirnya menetas menjadi ulat di dalam buah dan menajadikan pohon berbuah ulatan yang tidak dapat dimanfaatkan bagi si penanam.

Cara Mengatasi

Belajar dari itu, bahwa ada faktor eksternal menjadi penyebab buah Jambu Air ulatan, tentu kita harus mengatisipasi itu.

Lalat buah yang kita sangka bermanfaat melakukan penyerbukan bunga ternyata adalah mahluk kecil yang terbang ke sana kemari menyutikan telur yang bakal menjadi ulat ke dalam buah.

Lalat-lalat itu juga tidak bisa kita salahkan, karena mereka juga butuh siklus untuk meneruskan keturunannya yang kelak ulat-ulat itu bermetamorfosis menjadi generasi lalat buah yang baru dan itu sudah menjadi hukum alam, hingga dunia ini disudahi olah yang Maha Kuasa dengan yang namanya kiamat akhir zaman.

Lalu bagaimana caranya agar buah Jambu Air tidak disarangi ulat?. Agar nantinya buah Jambu Air itu bebas dari ulat dan dapat kita petik diambil manfaatnya, yang pastinya kita harus melindungi buah-buah itu sejak dini.

Ada dua cara yang menurut saya ampuh mengatasi buah Jambu Air bebas dari ulat. 

Pertama, melindungi buah sejak dari putik, dengan membungkusnya dengan plastik agar tidak terkontaminasi oleh lalat buah, hingga pada akhirnya buah membesar dan siap dimanfaatkan. 

Kalaupun pada akhiranya plastik pembukus dibuka, kondisi buah sudah besar dan tidak akan mudah lagi terkontaminasi faktor dari luar yang membuat buah menjadi rusak dan ulatan.

Cara kedua agar buah tidak menjadi buah berulat, dengan tindakan ekstrim.  Semprotkan pestisida saat bunga sudah mulai menjadi putik. 

Cara ini harus tepat momen dan caranya, karena akan menguras uang untuk membeli pestisida bahkan dapat juga berakibat fatal bagi si penyemprot itu sendiri jika terhirup pestisida yang disemprotkan itu. Bisa-bisa, lalat buah buah mati dan si penyemprot juga mati.

Jangan sampai juga, langkah penyemprotan momennya juga tidak tepat. 

Jangan dilakukan penyemprotan pestisida saat bunga sedang mekar, karena akan membunuh serangga penyerbuk bunga. Jika serangga penyerbuk bunga yang mati, bunga yang gagal diserbuk akan gagal pula menjadi buah.

Jangan pula menyemprot pestisida saat buah akan dipanen, karena buah akan beracun.

Karenanya, pada cara eksrim ini harus belajar dulu dengan yang akhlinya, agar tidak salah saat melakukan penyemprotan pestisida, dalam rangka menyingkirkan lalat buah dari buah. (**)