Ribuan mahasiswa di Palembang memaksa Ketua DPRD Sumsel keluar dan menyepakati tujuh tuntutan aksi usai berdialog di atas mobil komando.
Ribuan mahasiswa di Palembang memaksa Ketua DPRD Sumsel keluar dan menyepakati tujuh tuntutan aksi usai berdialog di atas mobil komando. Foto: Istimewa
RIBUAN mahasiswa yang tergabung dalam aliansi mahasiswa Sumatera Selatan (Sumsel) akhirnya berhasil memaksa Ketua DPRD Sumsel, Andi Dinialdie, keluar dari gedung DPRD dan menemui massa aksi.
Peristiwa ini terjadi pada Senin sore (1/9/2025) di Jalan POM IX, tepat di depan Kantor DPRD Sumsel, Palembang.
Aksi yang berlangsung sejak siang hari itu awalnya diwarnai ketegangan lantaran mahasiswa menolak masuk ke halaman kantor DPRD Sumsel.
Mereka mendesak agar Ketua DPRD Sumsel langsung naik ke atas mobil komando untuk menyampaikan pernyataan sikap.
Kapolrestabes Palembang sempat naik ke atas mobil komando untuk menenangkan massa dan meminta mereka bersabar.
Ia menjelaskan bahwa Ketua DPRD Sumsel tengah melaksanakan ibadah Salat Ashar.
Pernyataan tersebut diamini oleh para demonstran yang kemudian menunggu dengan tertib.
Beberapa saat kemudian, Andi Dinialdie akhirnya muncul dengan pengawalan ketat puluhan personel berseragam lengkap.
Ia langsung berdiri di atas mobil komando dan menyampaikan sambutan di hadapan ribuan mahasiswa.
“Kami DPRD Sumsel berkomitmen dan mendukung apa tuntutan yang disampaikan dari rekan-rekan mahasiswa,” tegas Andi Dinialdie dalam orasinya.
Andi menambahkan, DPRD Sumsel membuka ruang dialog untuk menampung aspirasi mahasiswa terkait kebijakan pemerintah.
“Insyaallah akan kami sampaikan dan membawa perwakilan mahasiswa untuk menyampaikan ke pimpinan pusat,” ujarnya.
Tujuh Tuntutan Mahasiswa
Dalam aksi tersebut, aliansi mahasiswa menyampaikan tujuh tuntutan utama, yakni:
1. Seluruh fraksi DPRD Sumsel mendukung RUU Perampasan Aset.
2. Reformasi sistem penerimaan calon anggota DPR dan DPRD.
3. Mencabut surat KPI terkait pembatasan liputan media.
4. Evaluasi program MBG.
5. Membatalkan kenaikan tunjangan DPR.
6. Membebaskan massa aksi yang ditahan.
7. Menindak tegas aparat polisi dan TNI yang melakukan tindakan represif.
Ketua DPRD Sumsel menegaskan dukungan penuh terhadap reformasi di segala lini. Ia juga berjanji untuk mengawal aspirasi mahasiswa hingga ke tingkat pusat.
Usai dialog terbuka dan mendengar komitmen Ketua DPRD Sumsel, massa aksi memilih membubarkan diri dengan tertib. Aksi besar-besaran ini dinilai menjadi salah satu momentum penting bagi gerakan mahasiswa di Sumatera Selatan dalam menyuarakan aspirasi rakyat. **