Delapan siswa di Pedamaran, OKI, masih menjalani perawatan intensif akibat dugaan keracunan makanan bergizi gratis. Dinkes dan kepolisian turun tangan investigasi.
Delapan siswa di Pedamaran, OKI, masih menjalani perawatan intensif akibat dugaan keracunan makanan bergizi gratis. Dinkes dan kepolisian turun tangan investigasi. Foto: Istimewa
KASUS dugaan keracunan makanan bergizi gratis (MBG) di Kecamatan Pedamaran, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, masih menyisakan korban.
Hingga Rabu (3/9/2025), delapan siswa dilaporkan masih harus menjalani perawatan intensif di Puskesmas Pedamaran.
Para siswa tersebut mengalami gejala diare usai mengonsumsi makanan dari program pemerintah pusat pada Selasa malam (2/9).
Dari total 18 pelajar yang sebelumnya dirawat, sebagian besar sudah diperbolehkan pulang, sementara delapan lainnya belum pulih sepenuhnya sehingga tetap mendapat pengawasan medis.
Kondisi Siswa Dipantau Langsung
Camat Pedamaran, Yus Nursal, mengungkapkan pihaknya terus memantau kondisi para siswa.
“Alhamdulillah, 18 siswa yang semalam alami lemas, baik dari SDN 5 Pedamaran maupun SMPN 1 Pedamaran, langsung mendapat tindakan medis. Namun, ada delapan yang masih harus dirawat karena kondisinya belum stabil,” ujarnya.
Yus menambahkan, Puskesmas Pedamaran sempat dipenuhi warga hingga dini hari sekitar pukul 01.30 WIB. Hingga pagi, kondisi siswa yang masih dirawat belum sepenuhnya membaik.
“Kami berdoa agar mereka segera pulih,” tambahnya.
Polisi dan Dinkes Turun Tangan
Sementara itu, Kapolsek Pedamaran, Iptu Indra Gunawan, memastikan pihak kepolisian turun langsung ke lokasi untuk mengawasi perkembangan kasus ini.
Tak hanya aparat kepolisian, Kepala Dinas Kesehatan OKI, H Iwan Setiawan, bersama tim medis juga mendatangi lokasi katering yang menjadi penyedia makanan program MBG.
Investigasi Satgas MBG
Ketua Satgas MBG OKI, H Lubis, menegaskan pihaknya segera melakukan investigasi menyeluruh, baik terhadap petugas lapangan maupun penyedia katering.
“Pemeriksaan akan dilakukan terhadap seluruh petugas yang terlibat dalam penyediaan dan distribusi makanan. Kami ingin memastikan penyebab pasti kejadian ini agar tidak terulang,” tegasnya.
Lanjutan Penanganan
Kasus dugaan keracunan makanan ini menjadi sorotan karena melibatkan program nasional yang ditujukan untuk meningkatkan gizi siswa.
Hingga berita ini diturunkan, delapan siswa masih dalam pengawasan ketat tenaga medis.
Masyarakat berharap investigasi segera membuahkan hasil dan memastikan keamanan makanan bergizi gratis di wilayah OKI tetap terjamin. **