Brokoli dan sayuran silangan lain terbukti mampu menurunkan risiko kanker usus besar hingga 26%. Yuk kenali manfaat dan cara pencegahannya.
Ternyata Brokoli Bisa Turunkan Risiko Kanker Usus Besar hingga 26 Persen! (*/Enpatlawang Post)
KANKER kolorektal atau lebih dikenal dengan kanker usus besar kini menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia. Di Amerika Serikat saja, hampir 53 ribu orang meninggal setiap tahunnya akibat penyakit ini.
Angka tersebut bukan hanya sekadar data, melainkan peringatan serius bahwa kanker usus besar bisa menyerang siapa saja, terutama mereka yang tidak menjaga pola hidup sehat.
Namun kabar baiknya, banyak penelitian menunjukkan bahwa risiko kanker usus besar bisa ditekan secara signifikan.
Cara paling sederhana dimulai dari rutinitas harian: berolahraga teratur, menjaga berat badan ideal, menghindari rokok, serta melakukan skrining sejak usia 45 tahun atau lebih awal bila ada riwayat keluarga.
Selain itu, faktor yang tidak kalah penting adalah pola makan. Apa yang kita konsumsi setiap hari ternyata sangat menentukan kesehatan usus besar di masa depan.
Studi Tiongkok: Brokoli Bisa Jadi Senjata Alami Lawan Kanker
Sebuah studi baru dari Tiongkok yang dimuat di jurnal BMC Gastroenterology mengungkap fakta mengejutkan.
Penelitian tersebut menemukan bahwa konsumsi 40–60 gram sayuran silangan setiap hari mampu menurunkan risiko kanker usus besar sebesar 20% hingga 26%.
Sayuran silangan mencakup berbagai jenis sayuran hijau seperti brokoli, kembang kol, kubis, kubis Brussel, sawi, kangkung, lobak, pakcoy, hingga arugula.
Dengan kata lain, setengah cangkir brokoli cincang saja sudah cukup memberikan efek perlindungan luar biasa bagi kesehatan usus besar.
Mengapa sayuran ini begitu efektif? Jawabannya ada pada kandungan fitokimia, serat, vitamin C, flavonoid, hingga karotenoid yang dimilikinya.
Senyawa-senyawa alami tersebut berfungsi sebagai antioksidan yang mampu melawan stres oksidatif, meredam peradangan kronis, serta menjaga DNA agar tidak mengalami kerusakan yang berujung pada kanker.
Fitokimia, Si Penjaga Sel dari Kerusakan
Para peneliti sepakat bahwa fitokimia dalam sayuran silangan menjadi kunci penting dalam melawan kanker usus besar. Fitokimia ini bekerja dengan cara:
-
Mengurangi stres oksidatif – proses yang bisa merusak sel dan DNA.
-
Menghambat peradangan kronis – kondisi yang sering menjadi pemicu perkembangan kanker.
-
Mendukung detoksifikasi hati – membantu tubuh membuang racun yang bisa memicu pertumbuhan sel abnormal.
-
Mengatur metabolisme gula darah dan kolesterol – menjaga fungsi tubuh tetap stabil sehingga sel kanker sulit berkembang.
Data Kuat: 640 Ribu Partisipan, 17 Studi
Penelitian yang dikutip dari New York Post ini bukan penelitian kecil. Para ilmuwan meninjau 17 studi berbeda dengan hampir 640 ribu partisipan.
Dari jumlah tersebut, lebih dari 97.500 orang terdiagnosis kanker usus besar.
Hasil analisisnya jelas: mereka yang paling banyak mengonsumsi sayuran silangan memiliki risiko 20% lebih rendah terkena kanker usus besar dibandingkan mereka yang jarang mengonsumsinya.
Angka ini konsisten di berbagai populasi dan menunjukkan betapa besar manfaat sayuran dalam pola makan sehari-hari.
Tidak Hanya Cegah Kanker, Sayuran Silangan Juga Punya Segudang Manfaat
Selain perannya dalam pencegahan kanker usus besar, sayuran silangan juga terbukti memberikan banyak manfaat kesehatan lain, di antaranya:
-
Meningkatkan tekanan darah normal dan melancarkan sirkulasi.
-
Menurunkan kolesterol jahat (LDL) yang menjadi pemicu penyakit jantung.
-
Meningkatkan pencernaan sehat berkat kandungan serat tinggi.
-
Menjaga kesehatan penglihatan dengan vitamin A dan karotenoid.
-
Mendukung detoksifikasi hati agar tubuh lebih bersih dari racun.
Dengan manfaat sebanyak itu, rasanya sulit mencari alasan untuk tidak memasukkan sayuran silangan dalam menu harian kita.
Gaya Hidup dan Pola Makan, Kunci Pencegahan
Patofisiologi kanker usus besar sering dikaitkan dengan kurangnya konsumsi serat, rendahnya asupan sayuran, serta gaya hidup buruk seperti konsumsi alkohol berlebihan dan kebiasaan merokok.
Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa diet tinggi daging olahan, gorengan, serta minuman berkafein berlebihan dapat mempercepat risiko terjadinya kanker usus besar.
Di sinilah peran pola makan sehat sangat penting: bukan hanya soal menambahkan sayuran, tetapi juga mengurangi makanan berisiko.
Bagaimana Cara Praktis Mencegah Kanker Usus Besar?
Berikut beberapa langkah aktif yang bisa kita terapkan sehari-hari:
-
Konsumsi sayuran silangan minimal setengah cangkir setiap hari.
-
Batasi daging olahan seperti sosis, ham, dan bacon.
-
Kurangi alkohol dan kafein berlebih.
-
Perbanyak asupan serat alami dari buah dan biji-bijian.
-
Olahraga teratur minimal 30 menit sehari.
-
Lakukan skrining usus besar mulai usia 45 tahun atau lebih awal bila ada riwayat keluarga.
Penutup: Brokoli, Investasi Kecil untuk Kesehatan Besar
Kanker usus besar memang penyakit serius, tetapi banyak faktor risikonya bisa dikendalikan.
Mengonsumsi brokoli, kembang kol, atau sayuran silangan lainnya setiap hari adalah langkah sederhana namun sangat berpengaruh.
Dengan segenggam sayuran hijau, kita tidak hanya memberi nutrisi pada tubuh, tetapi juga membentengi diri dari salah satu penyebab kematian terbesar di dunia.
Jadi, sebelum terlambat, mulailah mengisi piring makan dengan warna hijau segar. Karena seperti kata pepatah, “Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati.” **