Cuma Modal S1 Bisa Dapat Rp2,1 Juta! Begini Cara Guru Non ASN Raup Insentif 2025

Guru non ASN bisa dapat Rp2,1 juta insentif! Segera ikut PPG biar berpeluang raih tunjangan profesi dan kesejahteraan lebih baik.

Sekjen Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Suharti. (*/ist)

Di TENGAH
riuhnya isu kesejahteraan tenaga pendidik, hadir secercah harapan bagi para guru non ASN (Aparatur Sipil Negara). 

Melalui program insentif terbaru tahun 2025, pemerintah menghadirkan angin segar yang layak disambut suka cita.

Sebanyak 341.248 guru akan mendapatkan bantuan langsung tunai sebesar Rp2,1 juta per tahun. Cuma satu syarat utama: minimal lulusan S1 atau D4, meski belum bersertifikasi profesi.

Tapi tunggu dulu—itu baru permulaan. Di balik insentif ini, tersimpan peluang lebih besar: sertifikasi lewat PPG (Pendidikan Profesi Guru), hingga akhirnya membuka pintu ke tunjangan profesi dan bahkan tunjangan khusus

Jadi, buat kamu yang masih bertahan sebagai guru non ASN, artikel ini wajib kamu baca sampai habis.

Rp2,1 Juta untuk 7 Bulan: Realisasi Insentif yang Nyata

Sekjen Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Suharti, mengonfirmasi bahwa bantuan insentif ini merupakan bentuk penghargaan terhadap guru yang telah memenuhi syarat administratif. 

Meskipun jumlahnya Rp300 ribu per bulan, namun langsung dibayarkan sekaligus untuk 7 bulan, yakni sebesar Rp2,1 juta, mulai Agustus 2025.

“Para guru yang memenuhi kriteria akan menerima insentif sebesar Rp300 ribu per bulan untuk 7 bulan dan akan diberikan sekaligus. Jadi, Bapak Ibu penerima hari ini sudah sebagian besar menerima insentif tersebut,” jelas Suharti dalam acara Kado HUT RI dari Presiden untuk Guru di Gedung A Kemendikdasmen, Jakarta.

PPG 2025: Jalan Menuju Tunjangan Profesi dan Pengakuan Kompetensi

Insentif ini bukan sekadar uang saku tambahan. Pesan tersembunyi di balik program ini jelas: dorong guru non ASN untuk ikut PPG

Dengan mengikuti PPG, guru tak hanya akan mendapat pengakuan resmi sebagai pendidik profesional, tapi juga membuka peluang untuk mendapatkan tunjangan profesi hingga tunjangan khusus bagi yang mengajar di wilayah terpencil.

Kemendikdasmen telah mengalokasikan anggaran PPG untuk 808.570 guru pada 2025. Jadi, momentum ini sangat tepat bagi para guru non ASN untuk naik kelas—baik dari sisi karier maupun penghasilan.

“Kami berharap para penerima insentif dapat segera mengikuti program PPG, sehingga lebih lanjut layak untuk menerima tunjangan profesi juga bahkan tunjangan khusus,” tambah Suharti.

Apa Itu PPG dan Kenapa Penting?

PPG atau Pendidikan Profesi Guru merupakan program lanjutan setelah S1/D4 yang bertujuan mempersiapkan guru profesional dengan standar kompetensi yang diakui secara nasional. Sertifikat PPG ini adalah syarat utama untuk menerima tunjangan profesi.

Jadi kalau kamu sudah lulus S1 tapi belum punya sertifikat PPG, saatnya mulai melirik program ini. Banyak universitas membuka jalur daring (online) maupun reguler untuk PPG, dengan sistem pelatihan dan praktek mengajar yang terstruktur.

Dana Rp716 Miliar Sudah Dicairkan: Siapa Saja yang Layak?

Menurut data Kemendikdasmen, hingga saat ini telah dicairkan dana insentif guru non ASN sebesar Rp716 miliar, atau lebih dari 85 persen dari total alokasi. Lalu, siapa yang layak menerima?

Berikut ini kriterianya:

  • Guru non ASN aktif mengajar

  • Memiliki kualifikasi minimal S1 atau D4

  • Belum memiliki sertifikasi profesi

  • Masih berstatus guru dan terdaftar dalam data Kemendikdasmen

Pencairan dilakukan langsung ke rekening masing-masing guru, jadi pastikan data rekeningmu benar dan sesuai.

Tak Hanya Insentif: Kado Tambahan dari Presiden

Dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, Presiden Prabowo Subianto memberikan tiga kado spesial bagi para guru. Selain insentif Rp2,1 juta, dua program lainnya adalah:

1. Bantuan Subsidi Upah (BSU) untuk Guru PAUD Non-Formal

Sebagai bentuk kepedulian terhadap pendidik anak usia dini, pemerintah juga memberikan BSU sebesar Rp300 ribu untuk dua bulan kepada guru PAUD non-formal

Dana ini juga langsung ditransfer ke rekening penerima. Walau nilainya tak seberapa besar, namun dampaknya sangat signifikan untuk menjaga semangat guru PAUD di tengah keterbatasan.

2. Bantuan Afirmasi Kualifikasi Akademik lewat RPL

Bagi guru yang belum menyelesaikan jenjang pendidikan S1 atau D4, hadir program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Ini adalah bentuk pengakuan terhadap pengalaman mengajar yang sudah dilakukan, sehingga bisa dikonversi menjadi SKS (Satuan Kredit Semester) di perguruan tinggi.

Program ini menyasar 12.500 guru yang akan dibimbing oleh 112 perguruan tinggi. Tujuannya jelas: mempercepat pemenuhan kualifikasi akademik guru Indonesia, tanpa harus mulai kuliah dari nol.

Kesempatan Emas di Tanganmu: Jangan Lewatkan!

Bagi guru non ASN, tahun 2025 adalah momen perubahan. Bukan hanya karena insentif, tapi karena adanya peluang untuk naik tingkat sebagai guru profesional

Dengan mengikuti PPG, menyelesaikan S1 lewat RPL, dan terus meningkatkan kualitas pengajaran, kamu bukan hanya meningkatkan kesejahteraan pribadi—tapi juga menjadi agen perubahan pendidikan Indonesia.

Langkah-Langkah yang Bisa Kamu Lakukan Sekarang:

  1. Cek status kualifikasi pendidikanmu — sudah S1/D4 atau belum.

  2. Pastikan kamu masuk dalam daftar penerima insentif dari Kemendikdasmen.

  3. Siapkan dokumen untuk mendaftar PPG 2025.

  4. Cek program RPL jika belum S1 — daftar melalui kampus mitra Kemendikdasmen.

  5. Manfaatkan bantuan dana sebagai modal belajar dan persiapan profesional.

Guru Hebat, Indonesia Kuat

Program insentif ini adalah bentuk nyata pengakuan negara terhadap peran guru non ASN dalam mencerdaskan anak bangsa. 

Namun, jangan berhenti hanya di insentif. Jadikan ini batu loncatan untuk mengikuti PPG, mendapatkan sertifikasi, dan pada akhirnya, memperoleh tunjangan profesi yang lebih menjanjikan.

Ingat, masa depan pendidikan Indonesia ada di tangan para pendidik. Jadi, ayo wujudkan impian menjadi guru profesional, mulai dari sekarang! **