James Tomkins memperingatkan Arsenal bahwa kedatangan Eberechi Eze dari Crystal Palace belum tentu jadi kunci untuk meraih gelar juara Liga Inggris.
James Tomkins. Foto: Alex Davidson/Getty Images
ARSENAL mendapat peringatan keras terkait kedatangan Eberechi Eze dari Crystal Palace.
Mantan bek Crystal Palace dan West Ham, James Tomkins, menilai gelandang serang berusia 26 tahun itu belum tentu menjadi jawaban atas ambisi The Gunners untuk menjuarai Liga Inggris musim ini.
Arsenal sebelumnya berhasil mengejutkan publik dengan merebut Eze dari incaran rival sekota, Tottenham Hotspur.
Banyak yang menilai kehadiran Eze akan menjadi “missing link” dalam skema Mikel Arteta untuk mengakhiri penantian panjang meraih trofi Premier League.
Namun, Tomkins menegaskan Arsenal masih butuh lebih dari sekadar satu pemain bintang.
“Dia akan bagus untuk Arsenal, saya yakin. Tapi untuk juara liga, itu butuh lebih dari sekadar Eze. Dia perlu waktu beradaptasi, gaya main berbeda, tekanan berbeda. Di Palace dia jadi pemain utama, di Arsenal situasinya berbeda,” ujar Tomkins, dikutip dari Boyle Sports.
Arsenal Masih Rentan di Persaingan Gelar
Meski Arteta berhasil mengubah Arsenal dari tim medioker menjadi penantang gelar sejak mengambil alih kursi pelatih, langkah terakhir menuju trofi masih selalu gagal.
Musim lalu, Arsenal finish sepuluh poin di belakang Liverpool. Jika kembali menutup musim sebagai runner-up, mereka akan mencatat sejarah sebagai klub Liga Inggris pertama yang empat kali beruntun duduk di posisi kedua.
Kedatangan Eze jelas menambah energi baru, apalagi proses transfernya juga mengundang sorotan karena Arsenal berhasil menikung Tottenham.
Namun, Tomkins mengingatkan bahwa jadwal padat termasuk Liga Champions bisa menguji konsistensi sang gelandang.
Eze Diharapkan Jadi Pemecah Kebuntuan
Arsenal mendatangkan Eze bukan hanya karena kualitasnya, tetapi juga akibat cedera yang dialami Kai Havertz.
Kehadiran eks bintang Crystal Palace itu diharapkan mampu memecah kebuntuan saat Arsenal menghadapi lawan yang bermain ultra-defensif, terutama di Emirates Stadium.
“Sekarang dia bukan lagi pemain nomor satu seperti di Palace. Tekanan berbeda, beban berbeda. Tapi menarik untuk melihat bagaimana dia tampil di laga-laga besar, termasuk di Liga Champions,” tambah Tomkins.
Tantangan Eze di Musim Perdana
Tantangan terbesar Eze adalah beradaptasi dengan ekspektasi tinggi.
Jika di Palace dia jadi pusat permainan dan sorotan utama, kini ia harus berbagi panggung dengan nama-nama besar lain seperti Bukayo Saka, Martin Ødegaard, dan Gabriel Jesus.
Meski begitu, optimisme tetap menyelimuti kubu Arsenal. Eze diprediksi bisa jadi kunci dalam beberapa laga krusial, tapi pertanyaan besar masih sama: apakah kedatangannya cukup untuk mengubah status Arsenal dari “penantang” menjadi “juara”? **