Sebanyak 240 warga binaan Lapas Narkotika Kelas IIA Muara Beliti jalani skrining TBC massal, langkah penting mendukung target eliminasi TBC 2030.
Warga binaan Lapas Narkotika Kelas IIA Muara Beliti mengikuti skrining tuberkulosis (TBC) massal, Rabu (20/8/2025). Foto: Istimewa
SEBANYAK 240 warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas IIA Muara Beliti mengikuti skrining tuberkulosis (TBC) massal, Rabu (20/8).
Kegiatan ini merupakan bentuk kerja sama antara Lapas Muara Beliti, Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat (BLKM) Palembang, dan Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Rawas.
Program tersebut digelar sebagai bagian dari upaya pemerintah dalam mencapai target eliminasi TBC tahun 2030, dengan fokus pada kelompok rentan, termasuk warga binaan pemasyarakatan.
Proses Skrining di Dalam Lapas
Tahapan pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh, mulai dari wawancara gejala, pengambilan sampel dahak, hingga pemeriksaan lanjutan di kamar hunian warga binaan.
Dari 240 peserta, seluruh hasil skrining akan dianalisis untuk memastikan ada atau tidaknya indikasi penyakit TBC.
Kepala Lapas Narkotika Muara Beliti, Ronald Heru Praptama, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas instansi demi menjaga kesehatan para warga binaan.
“Deteksi dini merupakan langkah krusial untuk menemukan kasus TBC lebih cepat, sehingga penanganannya bisa dilakukan sesuai standar kesehatan. Kami berterima kasih atas dukungan semua pihak yang terlibat,” ujarnya.
Risiko Penularan Tinggi di Lapas
Ketua Tim Surveilans Penemuan Kasus TB Paru Berbasis Laboratorium BLKM Palembang, Elistiawati, menyebutkan bahwa lapas menjadi lingkungan dengan risiko tinggi penyebaran TBC.
“Lingkungan tertutup membuat penularan lebih mudah terjadi. Oleh sebab itu, skrining aktif wajib dilakukan secara rutin. Semakin cepat terdeteksi, semakin besar peluang untuk memutus rantai penularan,” jelasnya.
Kegiatan ini turut mendapat dukungan penuh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Rawas. Perwakilan yang hadir, Mis Karya Murni Hia, memastikan tenaga medis siap melakukan tindak lanjut bagi warga binaan yang terkonfirmasi positif.
“Warga binaan yang terindikasi TBC akan segera ditangani sesuai protokol medis, termasuk pengobatan yang berkesinambungan,” tegasnya.
Dukungan Program Nasional
Skrining TBC massal di Lapas Muara Beliti diharapkan dapat menekan angka kasus di lingkungan pemasyarakatan sekaligus mendukung program nasional eliminasi TBC 2030.
Langkah ini menjadi bukti bahwa upaya kesehatan tidak hanya difokuskan pada masyarakat umum, tetapi juga kelompok rentan seperti warga binaan, yang memiliki potensi lebih tinggi terhadap paparan penyakit menular. **