13.763 Sekolah Direvitalisasi! Kado Besar Prabowo untuk Pendidikan Indonesia

Prabowo tambah anggaran Rp16,9 T untuk renovasi 13.763 sekolah! Program cepat ini libatkan 422 ribu pekerja lokal dan targetkan pendidikan merata.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Prof. Abdul Mu'ti. (*/ist)

TAK ADA
 pembangunan tanpa pondasi kuat. Dan di negeri ini, pendidikan adalah pondasi paling strategis untuk mencetak generasi emas. 

Maka, ketika Presiden Prabowo Subianto menggulirkan Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) khusus sektor pendidikan, satu pesan tersirat sangat jelas: percepatan pembangunan sekolah adalah keharusan, bukan pilihan.

Kini, komitmen itu semakin nyata lewat pernyataan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Prof. Abdul Mu'ti

Dalam sebuah agenda nasional bertajuk “Kado HUT RI dari Presiden untuk Guru”, Abdul Mu’ti menegaskan: sebanyak 13.763 sekolah akan menerima manfaat revitalisasi dan renovasi pada 2025.

Dari 10.440 ke 13.763 Sekolah: Lonjakan yang Signifikan

Langkah ini bukan sekadar janji. Awalnya, hanya 10.440 sekolah yang dijadwalkan mendapatkan perbaikan. 

Namun, berkat dorongan kuat dari Presiden, jumlah itu melonjak drastis menjadi 13.763 sekolah, atau meningkat sebesar 32,4 persen.

Tak main-main, dana sebesar Rp16,9 triliun digelontorkan untuk memastikan proyek ini berjalan. 

Dana tersebut dialokasikan untuk revitalisasi gedung sekolah dasar hingga menengah, yang selama ini banyak dikeluhkan mengalami kerusakan parah hingga menghambat proses belajar mengajar.

Proyek Sekaligus Lapangan Kerja: 422 Ribu Pekerja Lokal Diserap

Tak hanya murid dan guru yang merasakan dampaknya. Program ini juga menyasar sektor ketenagakerjaan. 

Bayangkan, sebanyak 422.981 tenaga kerja lokal dilibatkan dalam proyek ini melalui mekanisme swakelola oleh sekolah.

Ya, revitalisasi sekolah ini bukan sekadar proyek fisik. Ia juga menjelma sebagai penggerak ekonomi lokal

Tenaga kerja yang dilibatkan berasal dari masyarakat sekitar sekolah, yang otomatis menggerakkan roda ekonomi daerah.

BACA JUGA: Kado Spesial HUT RI ke-80! Guru PAUD Non-Formal Dapat BSU Rp600 Ribu, Begini Cara Cek dan Cairkannya!

Swakelola dan Partisipasi Warga: Bukan Proyek Elitis

Berbeda dengan proyek-proyek besar lain yang kerap dikerjakan oleh pihak ketiga dari luar daerah, proyek ini melibatkan langsung pihak sekolah dan warga lokal

Swakelola menjadi pendekatan utama, didukung dengan penguatan tata kelola serta partisipasi masyarakat.

Tujuannya jelas: membangun bukan hanya gedung, tetapi juga rasa memiliki dari masyarakat terhadap sekolahnya. 

Ini adalah langkah yang berkelanjutan—ketika warga turut terlibat, mereka akan lebih peduli dan menjaga keberlangsungan fasilitas pendidikan tersebut.

Pendidikan Bukan Sekadar Infrastruktur, Tapi Visi Bangsa

Menurut Abdul Mu’ti, langkah ini bukan semata-mata proyek pembangunan fisik. Tapi lebih dari itu, ini adalah pelaksanaan amanat konstitusi: mencerdaskan kehidupan bangsa.

Dalam konteks Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, pembangunan SDM unggul menempati posisi vital. 

Dan tak mungkin ada SDM unggul jika anak-anak Indonesia masih belajar di ruang kelas yang roboh, atap bocor, atau minim fasilitas dasar seperti toilet dan air bersih.

Dimulai dari Hardiknas 2025: Simbol Perubahan Cepat

Program ini secara resmi diluncurkan oleh Presiden pada peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025. Dalam pidatonya, Prabowo menyampaikan pesan kuat:

“Kita harus memperbaiki sebanyak-banyaknya sekolah di seluruh Indonesia dalam waktu secepat-cepatnya.”

Itu bukan slogan, tapi perintah kerja. Dan Mendikdasmen Abdul Mu’ti menjawabnya dengan tindakan nyata, mengawal dan memperluas jangkauan program revitalisasi sekolah ini.

Apa Saja Manfaat Revitalisasi Sekolah?

Mari kita lihat lebih dalam, apa sebenarnya yang dimaksud dengan revitalisasi dan renovasi sekolah dalam program ini?

  1. Perbaikan Gedung Fisik

    • Kelas bocor, dinding retak, atau lantai rusak? Semua dibenahi agar siswa bisa belajar dengan nyaman dan aman.

  2. Fasilitas Sanitasi

    • Toilet yang bersih dan layak menjadi bagian penting dari kesehatan siswa.

  3. Akses Air Bersih

    • Air bersih bukan kemewahan, tapi hak dasar. Program ini memastikan akses air bersih di sekolah terpenuhi.

  4. Fasilitas Disabilitas

    • Sekolah disiapkan lebih inklusif, dengan fasilitas ramah penyandang disabilitas.

  5. Konektivitas Digital

    • Banyak sekolah juga mendapatkan perbaikan jaringan internet untuk mendukung pembelajaran digital.

Pemerataan Pendidikan Hingga ke Pelosok

Yang menarik, program ini tak hanya menyasar kota besar, tetapi juga menjangkau daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar)

Itulah kenapa partisipasi masyarakat menjadi kunci—karena siapa yang paling tahu kebutuhan sekolah? Ya, warga sekitar sendiri.

Efek Domino Bagi Guru dan Siswa

Guru dan siswa adalah aktor utama di balik pendidikan. Ketika fasilitas membaik:

  • Guru lebih semangat mengajar, karena tidak harus beradaptasi dengan keterbatasan.

  • Siswa lebih fokus belajar, tanpa terganggu atap bocor atau ruangan pengap.

  • Orang tua lebih percaya, karena sekolah terlihat lebih layak dan profesional.

Revitalisasi bukan sekadar perbaikan fisik, tapi juga pemulihan semangat pendidikan nasional

Lewat kebijakan cepat, terukur, dan berpihak pada rakyat, Presiden Prabowo dan Mendikdasmen Abdul Mu’ti membuka jalan baru menuju masa depan pendidikan Indonesia yang merata dan berkualitas.

Kini, tinggal kita—sebagai masyarakat, pendidik, dan orang tua—yang turut serta menjaga dan mengawal perubahan ini agar tak berhenti di atas kertas.

Karena masa depan bangsa, dimulai dari ruang kelas yang layak. **