Waspada! Benjolan di Perut Bisa Jadi Tanda Turun Berok, Ini Ciri-Cirinya!

Kenali gejala turun berok atau hernia sejak dini. Jangan anggap remeh benjolan di perut atau selangkangan—bisa jadi butuh operasi!

Ilustrasi. (*/Mangoci4lawangpost.com)

BAYANGKAN
suatu hari kamu sedang berdiri di depan cermin dan melihat ada benjolan kecil di perut atau selangkangan. 

Awalnya kamu pikir hanya otot menegang atau mungkin efek dari aktivitas fisik berat. 

Tapi, benjolan itu muncul lagi ketika kamu batuk atau mengangkat beban, bahkan terasa nyeri saat ditekan. 

Ini bukan hal sepele—bisa jadi itu turun berok atau secara medis dikenal sebagai hernia.

Apa Itu Turun Berok?

Turun berok adalah kondisi ketika organ dalam tubuh, seperti usus, menekan keluar dari posisi normalnya melalui otot atau jaringan penyangga yang melemah. 

Umumnya muncul di area perut atau selangkangan, dan terlihat sebagai benjolan tidak biasa di bawah kulit. 

Benjolan ini bisa datang dan pergi, tergantung pada posisi tubuh atau aktivitas fisik.

BACA JUGA: 11 Sekolah di Empat Lawang Dapat Kucuran Dana Revitalisasi 2025, Ini Daftar Lengkapnya!

Menurut Cleveland Clinic, turun berok bisa menimbulkan rasa tidak nyaman atau nyeri. 

Meskipun pada beberapa kasus tidak menimbulkan keluhan sama sekali, sebagian besar hernia akhirnya perlu ditangani secara medis, bahkan melalui operasi.

Ciri-Ciri Turun Berok yang Wajib Kamu Tahu

Salah satu tanda paling jelas dari hernia adalah benjolan di bawah kulit

Lokasi benjolan ini tergantung pada jenis hernia yang terjadi. 

Berikut beberapa jenis hernia yang umum, lengkap dengan gejalanya:

1. Hernia Inguinal: Si “Pengintai” Selangkangan

Jenis ini adalah hernia paling umum, terjadi saat sebagian usus menonjol melalui saluran inguinal yang ada di dinding otot perut, dekat selangkangan.

Gejala khas:

  • Benjolan di satu sisi panggul

  • Benjolan lebih tampak saat berdiri, batuk, atau mengejan

  • Rasa berat, nyeri, atau tidak nyaman di selangkangan

  • Jika terjadi pada pria: nyeri dan pembengkakan testis, jika usus turun ke skrotum

⚠️ Jika kamu merasakan sensasi “berat” saat mengangkat barang atau membungkuk, jangan abaikan. Bisa jadi itu tanda hernia inguinal.

2. Hernia Femoral: Si Penipu di Paha

Hernia femoral mirip dengan hernia inguinal, namun letaknya sedikit lebih ke bawah, yaitu pada saluran femoralis di atas paha.

Gejala:

  • Benjolan di bagian atas paha, dekat selangkangan

  • Nyeri mendadak di paha atau selangkangan

  • Mual, muntah, dan nyeri perut

👩‍⚕️ Kasus ini lebih umum terjadi pada wanita, dan sering kali disalahartikan sebagai nyeri haid.

3. Hernia Umbilikalis: Si “Bekas Tali Pusat”

Jenis ini terjadi di sekitar pusar, dan paling sering muncul pada bayi atau anak-anak. Namun jangan salah, orang dewasa juga bisa mengalaminya.

Gejala:

  • Benjolan di sekitar pusar

  • Nyeri saat mengejan atau batuk

  • Terasa tidak nyaman saat ditekan

👶 Pada bayi, biasanya terlihat jelas saat menangis atau mengejan. Tapi pada orang dewasa, benjolan bisa menetap dan semakin besar seiring waktu.

4. Hernia Insisional: Warisan Operasi

Pernah operasi perut sebelumnya? Maka kamu punya risiko hernia insisional—jenis hernia yang muncul di sekitar bekas luka operasi.

Gejala:

  • Benjolan di area bekas luka

  • Nyeri, terutama saat berdiri atau batuk

  • Mual, muntah

  • Demam dan detak jantung meningkat (tanda komplikasi)

⚠️ Hernia jenis ini bisa jadi tanda lemahnya otot pascaoperasi dan wajib segera diperiksakan ke dokter.

5. Hernia Hiatal: Si “Terselip” di Dada

Berbeda dari hernia lainnya, hernia hiatal terjadi ketika bagian lambung naik menembus diafragma dan masuk ke rongga dada.

Gejala yang sering dianggap penyakit lain:

  • Heartburn (rasa panas di dada)

  • Nyeri dada

  • Asam lambung naik ke tenggorokan

  • Sulit menelan dan suara serak

  • Merasa cepat kenyang atau tidak nyaman setelah makan

🤔 Banyak penderita tidak sadar mengidap hernia hiatal, karena gejalanya mirip dengan gangguan pencernaan biasa.

Kenapa Wanita Harus Lebih Waspada?

Gejala hernia secara umum sama pada pria dan wanita, namun pada wanita, hernia bisa lebih “menipu”. 

Misalnya pada hernia inguinal, benjolan kadang tidak terlihat jelas, sehingga keluhan hanya berupa nyeri di selangkangan yang mirip dengan kram menstruasi atau bahkan nyeri ovarium.

Akibatnya, hernia pada wanita sering keliru didiagnosis sebagai masalah ginekologis, padahal bisa berakibat fatal jika tidak ditangani.

Apa Bahayanya Jika Dibiarkan?

Hernia bukan sekadar benjolan biasa. Jika tidak ditangani, bisa terjadi:

  • Terjepitnya organ dalam (strangulasi) yang bisa memutus aliran darah

  • Infeksi serius

  • Nyeri kronis dan ketidaknyamanan dalam aktivitas harian

  • Komplikasi usus hingga kematian jaringan

Satu-satunya penanganan efektif pada kebanyakan kasus adalah operasi hernia, baik dengan metode terbuka maupun laparoskopi.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera periksakan diri jika:

  • Ada benjolan yang membesar

  • Muncul nyeri yang menetap

  • Mual dan muntah

  • Sulit buang air besar

  • Benjolan tidak bisa masuk kembali ke dalam perut

🩺 Penanganan cepat bisa mencegah komplikasi dan mempercepat pemulihan.

Tips Mencegah Hernia

Meski tidak semua hernia bisa dicegah, kamu bisa mengurangi risiko dengan cara:

  • Menjaga berat badan ideal

  • Hindari mengangkat beban berat sembarangan

  • Konsumsi makanan tinggi serat agar tidak sembelit

  • Berhenti merokok (batuk kronis bisa memicu hernia)

  • Lakukan olahraga untuk memperkuat otot perut

💪 Gaya hidup sehat = perlindungan alami dari hernia!

Turun berok atau hernia bukan kondisi sepele. Meski hanya terlihat sebagai benjolan kecil, dampaknya bisa sangat besar jika dibiarkan. 

Gejalanya bisa bervariasi tergantung lokasi dan jenis hernia, serta bisa menyamar sebagai gangguan lain—terutama pada wanita.

Jika kamu mengalami benjolan di perut atau selangkangan, jangan anggap remeh. 

Deteksi dini, diagnosis tepat, dan penanganan cepat adalah kunci agar kamu bisa terhindar dari komplikasi serius. 

Jangan ragu berkonsultasi dengan dokter, karena semakin cepat ditangani, semakin besar peluang sembuh tanpa risiko lanjutan. **