Sering tak disadari, 5 perilaku ini bisa jadi sinyal IQ rendah menurut psikologi. Yuk cek apakah kamu atau orang di sekitarmu punya tanda-tanda ini!
![]() |
Ilustrasi. (*/Mangoci4lawangpost.com) |
BANYAK orang menilai kecerdasan seseorang hanya dari angka—angka di hasil tes IQ atau nilai akademik.
Namun, tahukah kamu bahwa menurut para psikolog, ada cara lain untuk menilai tingkat kecerdasan seseorang? Dan menariknya, cara ini bisa kamu lihat langsung dari perilaku sehari-hari.
Dalam kehidupan sosial, kita kerap berinteraksi dengan berbagai macam karakter.
Ada yang menyenangkan, ada pula yang membuat kita geleng-geleng kepala. Beberapa perilaku ternyata bisa menjadi indikator bahwa seseorang memiliki tingkat IQ rendah.
Bukan bermaksud menghakimi, namun penting untuk mengenali tanda-tanda ini agar kamu bisa lebih bijak dalam berinteraksi, atau bahkan mengoreksi diri sendiri.
Yuk simak lima tanda yang diam-diam bisa mengungkap IQ rendah menurut psikologi, dilansir dari Your Tango.
1. Tidak Perhatian Saat Berbicara
Pernahkah kamu bicara dengan seseorang, tapi dia malah sibuk main HP? Atau matanya sibuk celingak-celinguk ke arah lain saat kamu menjelaskan sesuatu yang penting?
Nah, itu salah satu sinyal pertama yang bisa menunjukkan kurangnya kecerdasan emosional, yang erat kaitannya dengan tingkat IQ rendah.
Orang yang cerdas biasanya punya kemampuan untuk mendengarkan aktif—mereka fokus, memberi respon yang relevan, dan memahami konteks pembicaraan.
Sebaliknya, orang yang kurang perhatian saat diajak bicara bisa jadi menunjukkan sikap tidak peduli, tidak empatik, atau memang tidak mampu mengolah informasi dengan baik.
Ini bukan cuma soal sopan santun, tapi juga soal kemampuan kognitif untuk fokus dan menyerap informasi.
📌 Ciri-ciri: sering cek HP saat diajak bicara, tidak nyambung saat menjawab, suka memotong pembicaraan.
2. Iri Secara Berlebihan
Merasa iri itu manusiawi. Namun kalau sudah sampai ke tahap berlebihan, bisa jadi ini mengganggu kesehatan mental dan sosialmu.
Menurut psikologi, sikap iri yang berlebihan sering muncul pada orang dengan IQ rendah karena mereka kesulitan mengelola emosi dan membangun kepercayaan diri.
Orang yang sering merasa iri biasanya melihat keberhasilan orang lain sebagai ancaman, bukan motivasi.
Mereka juga sulit bersyukur atas apa yang dimiliki.
Akibatnya, perasaan tidak percaya diri tumbuh, dan bisa memicu depresi, cemas berlebihan, bahkan hubungan sosial yang toksik.
📌 Ciri-ciri: sering membandingkan diri, sulit mengucapkan selamat untuk pencapaian orang lain, mudah tersinggung saat orang lain sukses.
3. Sportivitas yang Buruk
Sikap sportif menunjukkan kedewasaan mental. Tapi pada orang dengan tingkat IQ rendah, kamu justru akan melihat perilaku yang jauh dari sportif.
Misalnya saat kalah, mereka marah-marah, menyalahkan orang lain, atau bahkan menyerang secara personal. Ketika menang? Mereka malah jadi sombong dan meremehkan orang lain.
Psikologi menyebut ini sebagai tanda rendahnya kecerdasan sosial dan regulasi emosi.
Orang dengan IQ tinggi umumnya memahami bahwa hidup itu bukan soal menang atau kalah, tapi soal belajar dan berkembang.
📌 Ciri-ciri: tak bisa menerima kritik, meledak saat kalah, merendahkan saat menang.
4. Selalu Berpikir Negatif
Kebiasaan melihat segala sesuatu dari sisi negatif bisa sangat melelahkan, baik bagi diri sendiri maupun orang di sekitar.
Menurut para psikolog, pikiran negatif yang terus-menerus bisa menjadi tanda IQ rendah karena menunjukkan kurangnya kemampuan untuk melihat situasi secara objektif dan fleksibel.
Orang yang selalu mengeluh, suka mengkritik, menyebarkan gosip, atau meremehkan ide orang lain cenderung punya mentalitas tertutup.
Mereka sulit menerima perbedaan, tidak terbuka pada pengalaman baru, dan mudah menyerah pada tantangan.
Padahal, salah satu ciri orang dengan IQ tinggi adalah growth mindset—kemampuan untuk melihat tantangan sebagai peluang belajar.
📌 Ciri-ciri: sering ngomel, suka membicarakan keburukan orang, selalu merasa jadi korban.
5. Tidak Menghargai Orang Lain
Sikap menghargai tidak hanya berlaku pada atasan atau orang tua.
Justru, bagaimana seseorang memperlakukan orang di bawahnya—seperti pramusaji, tukang parkir, atau staf kebersihan—adalah cerminan nyata dari kecerdasannya.
Orang yang tidak tahu cara menghargai orang lain biasanya menunjukkan sifat arogan, kasar, atau bahkan meremehkan.
Mereka tidak bisa melihat nilai dari orang lain karena terlalu fokus pada diri sendiri.
Menurut psikologi, sikap seperti ini berkaitan dengan rendahnya kecerdasan emosional dan interpersonal, yang juga mempengaruhi tingkat IQ sosial seseorang.
📌 Ciri-ciri: suka memotong pembicaraan, jarang mengucapkan terima kasih, suka meremehkan kontribusi orang lain.
Mengapa Penting Mengenali Tanda-Tanda Ini?
Kecerdasan bukan sekadar angka di atas kertas. Dalam dunia kerja, hubungan pertemanan, hingga pernikahan, kecerdasan emosional dan sosial berperan besar dalam menentukan keberhasilan seseorang.
Oleh karena itu, mengenali tanda-tanda ini bisa membantumu untuk:
-
Lebih bijak memilih lingkungan pergaulan
-
Menilai diri sendiri dan terus berkembang
-
Membangun hubungan sosial yang sehat
-
Meningkatkan kecerdasan emosional
Jadi, Apakah Kamu Punya Salah Satu Tanda Ini?
Kalau iya, jangan khawatir. Psikologi tidak pernah bersifat menghakimi. Semua manusia bisa berubah. Kabar baiknya, kecerdasan sosial dan emosional bisa dilatih.
Mulailah dengan hal-hal kecil: belajar mendengarkan lebih baik, belajar bersyukur, menerima kritik, dan lebih terbuka terhadap perbedaan.
Dengan begitu, kamu tidak hanya terlihat cerdas di atas kertas, tapi juga dalam kehidupan nyata.
Kita semua pasti pernah menunjukkan satu atau dua dari tanda-tanda di atas.
Tapi jika itu jadi kebiasaan, mungkin saatnya kamu introspeksi.
Ingat, kecerdasan sejati tidak selalu diukur dari nilai, tapi dari bagaimana kamu memperlakukan orang lain, berpikir, dan merespon kehidupan.
Jadi, yuk mulai hari ini jadi pribadi yang lebih peka, lebih menghargai, dan tentunya, lebih cerdas dalam arti yang sebenarnya! **