Target 75 Peternakan Ayam Petelur di Sumsel Tersertifikasi

DKPP Sumsel menargetkan 75 peternakan ayam petelur tersertifikasi 2025 demi perkuat keamanan pangan dan daya saing produk peternakan.

Kepala DKPP Sumsel, Ruzuan Efendi. (*/ist)

DINAS
Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Sumatera Selatan menargetkan sebanyak 75 peternakan ayam petelur tersertifikasi pada tahun 2025

Upaya ini dilakukan untuk memperkuat sistem keamanan pangan hewan sekaligus meningkatkan mutu produk peternakan di daerah tersebut.

Kepala DKPP Sumsel, Ruzuan Efendi, menegaskan pentingnya sertifikasi sebagai bentuk perlindungan konsumen. 

“Sertifikasi sangat penting sebagai bentuk perlindungan konsumen sekaligus peningkatan mutu produk peternakan,” ujarnya pada Jumat (21/8/2025).

Menurut Ruzuan, rapat koordinasi yang digelar pihaknya bertujuan mempercepat proses sertifikasi usaha ayam petelur. 

Selain itu, forum tersebut juga digunakan untuk mengumpulkan data, mengevaluasi pembinaan Nomor Kontrol Veteriner (NKV), serta membahas langkah optimalisasi pendampingan peternakan di Sumsel.

Dorong Ekosistem Peternakan Sehat

Hingga saat ini, terdapat sekitar 50 peternakan ayam petelur yang telah dibina DKPP. 

Dari jumlah tersebut, 14 unit sudah mengantongi sertifikasi NKV, sementara 26 unit lainnya dalam tahap persiapan audit.

“Dengan meningkatnya jumlah usaha peternakan yang tersertifikasi, diharapkan dapat memperkuat pengawasan serta menciptakan ekosistem peternakan yang sehat dan berkelanjutan di Sumsel,” kata Ruzuan.

Ia menekankan, kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan konsultan peternakan merupakan kunci dalam membangun sistem sesuai regulasi. 

Hal ini juga diharapkan dapat menjamin keamanan pangan asal hewan yang semakin menjadi tuntutan pasar.

Standar Global untuk Telur Sumsel

Pejabat Otoritas Veteriner Provinsi Sumsel, drh. Jafrizal, menambahkan bahwa sertifikasi yang meliputi NKV, standar Good Farming Practice (GFP), serta bebas Salmonella dan residu antibiotik merupakan keharusan.

“Ini adalah langkah strategis agar produk telur dari Sumsel mampu bersaing secara global. Sertifikasi bukan hanya prosedural, tetapi jaminan keamanan pangan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Jafrizal mengungkapkan, proses sertifikasi serentak akan dilakukan bulan depan bertepatan dengan peringatan Hari Peternakan dan Kesehatan Hewan Nasional.

Dengan langkah tersebut, DKPP Sumsel optimistis target 75 peternakan tersertifikasi dapat tercapai pada 2025, sekaligus memperkuat posisi Sumsel sebagai salah satu daerah penghasil telur unggulan di Indonesia. **