Nyeri Dada Jangan Salah Tebak, Bisa GERD atau Serangan Jantung Mematikan, Begini Bedanya!

Nyeri dada sering disangka asam lambung naik (GERD). Padahal, bisa jadi tanda serangan jantung. Kenali bedanya sebelum terlambat!

Ilustrasi. (*/Mangoci4lawangpost.com)

NYERI DADA
adalah salah satu keluhan yang sering membuat orang panik—atau justru terlalu santai. Banyak orang langsung menebak itu gejala asam lambung naik (GERD)

Apalagi jika disertai rasa panas di dada, sendawa, atau mual. Namun, yang sering terlewat adalah kemungkinan bahwa nyeri tersebut bisa menjadi tanda awal serangan jantung koroner.

Membedakan keduanya sangat penting, karena GERD dan serangan jantung memiliki risiko yang jauh berbeda. GERD bisa diatasi dengan perubahan gaya hidup dan pengobatan yang tepat. 

Sementara itu, serangan jantung adalah keadaan darurat medis yang harus ditangani segera, karena setiap menit bisa menentukan hidup dan mati.

GERD: Rasa Panas Terbakar di Dada

GERD atau Gastroesophageal Reflux Disease terjadi ketika asam lambung naik kembali ke kerongkongan. Kondisi ini membuat lapisan kerongkongan teriritasi, memicu sensasi panas terbakar (heartburn).

Gejala khas GERD antara lain:

  • Rasa panas terbakar di dada, biasanya setelah makan atau berbaring.

  • Rasa pahit di lidah, seolah asam lambung naik sampai ke mulut.

  • Kembung, perut terasa penuh, dan sering bersendawa.

  • Gejala memburuk saat perut kosong, makan berlebihan, atau stres.

Banyak penderita GERD merasa lebih baik setelah minum obat maag atau mengubah posisi tubuh, misalnya duduk tegak atau berjalan ringan.

Inilah perbedaan penting dari nyeri dada akibat jantung, yang tidak membaik dengan obat maag.

Serangan Jantung: Rasa Tertekan Seperti Ditindih

Sementara itu, nyeri dada akibat penyakit jantung koroner disebabkan oleh aliran darah yang terhambat menuju otot jantung. 

Tanpa suplai darah yang cukup, otot jantung kekurangan oksigen, memicu rasa nyeri hebat.

Gejalanya biasanya berupa:

  • Rasa tertekan atau seperti ditindih benda berat di dada.

  • Nyeri muncul tiba-tiba, sering saat melakukan aktivitas fisik atau mengalami stres emosional.

  • Nyeri tidak hilang meski istirahat atau minum obat maag.

  • Disertai gejala lain seperti sesak napas, mual, keringat dingin, pusing, atau rasa nyeri menjalar ke lengan, punggung, leher, dan rahang.

Jika ini terjadi, waktu adalah segalanya. Penanganan cepat bisa menyelamatkan nyawa dan meminimalkan kerusakan pada otot jantung.

Bedanya Waktu Kemunculan Gejala

Perbedaan waktu kemunculan nyeri dada bisa menjadi petunjuk penting:

Kondisi Waktu Muncul Pemicu Utama
GERD Setelah makan, saat perut kosong, atau setelah berbaring Makanan pedas, asam, berlemak, stres, pola makan tidak teratur
Jantung Tidak terkait waktu makan, sering saat aktivitas fisik atau stres emosional Olahraga berat, emosi berlebih, tekanan darah tinggi, sumbatan pembuluh darah

Kapan Harus Waspada?

Ada tanda-tanda darurat yang tidak boleh diabaikan:

  • Nyeri dada tidak membaik dalam 5–10 menit.

  • Nyeri disertai sesak napas, keringat dingin, mual, atau pusing.

  • Rasa nyeri menjalar ke lengan kiri, punggung, leher, atau rahang.

Jika ini terjadi, segera hubungi layanan medis darurat atau pergi ke rumah sakit terdekat. 

Serangan jantung membutuhkan penanganan dalam "golden hour" atau satu jam pertama, untuk meningkatkan peluang bertahan hidup.

Mengapa Banyak Orang Salah Mengira?

Alasannya sederhana: gejala awalnya mirip. Rasa tidak nyaman di dada, mual, bahkan sensasi panas bisa muncul pada kedua kondisi. 

Ditambah lagi, banyak orang punya riwayat maag atau asam lambung, sehingga mereka langsung mengira itu kambuh.

Kesalahan ini bisa fatal. Menunda mencari pertolongan medis karena mengira hanya masalah lambung berarti memberi waktu bagi serangan jantung untuk merusak lebih banyak jaringan jantung.

Cara Membedakan Secara Praktis

Berikut tips sederhana untuk membedakan nyeri dada akibat GERD dan serangan jantung:

  1. Perhatikan sifat nyerinya

    • GERD: panas terbakar, terasa di belakang tulang dada.

    • Jantung: rasa tertekan, berat, seperti diremas.

  2. Amati kapan munculnya

    • GERD: sering setelah makan atau saat berbaring.

    • Jantung: sering saat aktivitas fisik atau emosi tinggi.

  3. Lihat reaksi terhadap obat maag

    • GERD: membaik setelah minum obat maag.

    • Jantung: tidak ada perbaikan.

  4. Cek gejala penyerta

    • GERD: mulut pahit, kembung, sendawa.

    • Jantung: sesak napas, keringat dingin, pusing, nyeri menjalar.

Pencegahan Tetap Nomor Satu

Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Untuk GERD, pencegahan meliputi:

  • Menghindari makanan pedas, asam, dan berlemak.

  • Tidak makan berlebihan.

  • Menunggu minimal 2–3 jam sebelum berbaring setelah makan.

  • Mengelola stres dengan baik.

Sedangkan untuk serangan jantung, pencegahannya mencakup:

  • Menjaga pola makan sehat rendah lemak jenuh dan gula.

  • Berolahraga teratur minimal 30 menit sehari.

  • Mengontrol tekanan darah, gula darah, dan kolesterol.

  • Berhenti merokok dan membatasi alkohol.

  • Rutin memeriksakan kesehatan, terutama jika memiliki faktor risiko.

Faktor Risiko yang Harus Diperhatikan

Untuk GERD:

  • Pola makan tidak teratur.

  • Kelebihan berat badan.

  • Konsumsi kopi, alkohol, atau soda berlebihan.

  • Stres kronis.

Untuk Jantung:

  • Riwayat keluarga dengan penyakit jantung.

  • Tekanan darah tinggi.

  • Kolesterol tinggi.

  • Diabetes.

  • Gaya hidup sedentari (kurang bergerak).

Edukasi dan Kesadaran Masyarakat

Banyak kematian akibat serangan jantung terjadi bukan karena tidak bisa diselamatkan, tetapi karena penanganannya terlambat. 

Edukasi masyarakat untuk mengenali gejala darurat sangat penting.

Petugas medis sering menemukan pasien datang sudah dalam kondisi kritis karena menunda berobat. 

Ada yang mengira hanya masuk angin, maag, atau kelelahan biasa. 

Padahal, serangan jantung sering datang tanpa tanda peringatan yang jelas.

Jangan Spekulasi dengan Nyawa

Nyeri dada bukan sesuatu yang bisa dianggap remeh. 

Jika kamu ragu apakah itu GERD atau serangan jantung, lebih baik ambil langkah aman: segera periksa ke tenaga medis.

Mungkin itu hanya asam lambung, tapi jika ternyata serangan jantung, detik yang kamu hemat untuk pergi ke rumah sakit bisa menyelamatkan nyawa.

Ingat, lambung bisa menunggu, jantung tidak. **