LPDP 2026 akan fokus pada bidang STEM seperti pangan, energi, hingga AI, demi mencetak talenta unggulan sesuai kebutuhan strategis bangsa.
Ilustrasi. (*/Mangoci4lawangpost.com)
LEMBAGA Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) kembali menjadi sorotan publik.
Bukan sekadar karena program beasiswa bergengsi yang telah mengantarkan ribuan anak muda Indonesia menempuh pendidikan di kampus-kampus terbaik dunia, tetapi kali ini karena adanya bocoran skema baru yang akan diberlakukan mulai tahun 2026.
Kepala Divisi Hukum dan Komunikasi LPDP, Mohammad Lukmanul, mengungkapkan bahwa beasiswa LPDP tahun 2026 akan memiliki arah yang lebih spesifik.
Fokusnya adalah mencetak talenta unggulan di bidang tertentu yang menjadi prioritas strategis negara.
“Jika Kemdiktisaintek melihat program beasiswa LPDP perlu difokuskan pada bidang tertentu yang perlu diakselerasi, kami mendukung. Penyesuaian mungkin dimulai tahun 2026,” ujarnya di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) ITB, Bandung, Sabtu (9/8/2025).
Bidang STEM Jadi Prioritas Utama
Dalam rencana ini, pemerintah melalui LPDP akan memprioritaskan pendaftar di bidang science, technology, engineering, and mathematics (STEM).
Namun, Lukmanul menegaskan, prioritas bukan berarti membatasi kebebasan peserta.
“Tidak serta merta diterapkan sistem kuota yang kaku. Tapi ada formula, orang yang lulus seleksi itu jumlahnya akan lebih besar STEM daripada yang non-STEM,” jelasnya.
Bidang STEM yang dimaksud meliputi:
-
Pangan – untuk ketahanan dan kemandirian pangan nasional
-
Energi – termasuk pengembangan energi baru terbarukan
-
Kesehatan – mulai dari riset obat, bioteknologi, hingga kesehatan masyarakat
-
Pertahanan – teknologi militer dan keamanan siber
-
Maritim – eksplorasi dan pengelolaan sumber daya laut
-
Hilirisasi & Industrialisasi – meningkatkan nilai tambah industri nasional
-
Digitalisasi – termasuk kecerdasan buatan (AI) dan semikonduktor
-
Material & Manufaktur Maju – inovasi material baru dan teknologi produksi modern
Dengan fokus ini, LPDP ingin memastikan lulusan penerima beasiswa dapat langsung berkontribusi pada sektor-sektor yang dibutuhkan negara.
Tidak Berlaku untuk 2025
Meskipun rencana ini sudah disiapkan, Lukmanul menegaskan bahwa perubahan ini belum berlaku pada 2025.
Seleksi beasiswa tahun ini tetap menggunakan mekanisme lama karena prosesnya sudah berjalan.
“Ini baru informasi awal. Mudah-mudahan bisa berjalan di tahun depan. Tidak di tahun ini, karena di tahun ini seleksi sudah berlangsung,” katanya.
Kolaborasi dengan Kemendiktisaintek dan Kemenko PMK
Penentuan detail bidang prioritas dan jurusan akan melibatkan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) serta Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK).
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian bersama Menko PMK Pratikno akan menjadi pihak yang menentukan kampus tujuan dan bidang studi yang menjadi prioritas.
Dengan demikian, arah kebijakan beasiswa LPDP akan selaras dengan kebutuhan pembangunan nasional.
Kuota dan Perguruan Tinggi Akan Disesuaikan
LPDP juga berencana menyesuaikan daya tampung beasiswa berdasarkan hasil pemetaan kebutuhan nasional.
Artinya, kuota di bidang prioritas akan lebih besar, sementara bidang lain tetap tersedia namun dalam jumlah terbatas.
Penentuan perguruan tinggi tujuan juga akan mempertimbangkan kualitas program studi dan relevansinya dengan bidang prioritas.
Ini berlaku baik untuk universitas dalam negeri maupun luar negeri.
Dana Abadi Jadi Penopang Keberlanjutan
Salah satu kekuatan LPDP adalah adanya dana abadi yang dikelola untuk menjamin keberlanjutan beasiswa.
Lukmanul menegaskan bahwa meskipun ada efisiensi atau penyesuaian skema, dana untuk pendidikan tetap akan bergulir.
“Sekalipun ada efisiensi, LPDP tetap membuka beasiswa karena adanya dana abadi,” tegasnya.
Dampak Strategis untuk Indonesia
Perubahan fokus ini diharapkan mampu menciptakan generasi penerus yang siap menjawab tantangan zaman.
Dengan mengarahkan beasiswa ke bidang-bidang strategis, Indonesia dapat mempercepat penguasaan teknologi, meningkatkan daya saing global, dan memperkuat ketahanan nasional.
Misalnya, di bidang AI dan semikonduktor, lulusan LPDP bisa menjadi pionir pengembangan chip lokal dan aplikasi AI di berbagai sektor.
Sementara di bidang energi terbarukan, mereka dapat mendorong inovasi panel surya, baterai, dan teknologi hijau lainnya.
Kebebasan Memilih Tetap Ada
Meski ada prioritas, LPDP tetap memberi ruang bagi pendaftar untuk memilih bidang non-STEM.
Namun, peluang lolos akan lebih besar bagi yang memilih bidang yang selaras dengan prioritas nasional.
Ini menjadi sinyal bagi calon pendaftar untuk mempertimbangkan dengan cermat pilihan studinya.
Memilih bidang yang sesuai dengan kebutuhan negara tidak hanya meningkatkan peluang diterima, tetapi juga memberi kesempatan berkontribusi langsung pada pembangunan.
Persiapan bagi Calon Pendaftar 2026
Bagi calon pendaftar beasiswa LPDP 2026, ada beberapa hal yang bisa mulai dilakukan:
-
Pelajari bidang prioritas – pahami tren riset dan inovasi di bidang STEM yang menjadi fokus LPDP.
-
Perkuat portofolio akademik – tingkatkan prestasi akademik, publikasi, dan proyek riset yang relevan.
-
Kuasai bahasa asing – terutama bagi yang ingin kuliah di luar negeri, persiapkan TOEFL, IELTS, atau bahasa lainnya.
-
Bangun jejaring – terhubung dengan dosen, peneliti, atau profesional di bidang prioritas untuk mendapatkan insight.
-
Pahami visi pembangunan nasional – sesuaikan rencana studi dengan arah kebijakan negara.
Harapan dan Tantangan
Kebijakan baru ini tentu membawa harapan besar.
Namun, ada tantangan yang harus diantisipasi, seperti pemerataan kesempatan bagi pelamar dari daerah, ketersediaan program studi yang sesuai di dalam negeri, serta kesiapan infrastruktur riset.
Jika semua elemen ini dapat diintegrasikan dengan baik, LPDP 2026 bisa menjadi tonggak penting dalam mencetak generasi emas Indonesia yang berdaya saing global. **