Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Harga Biji Kopi di Empat Lawang Tembus Rp 45 Ribu per Kilogram

Pohon Kopi.
HARGA jual biji kopi di Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan, mencapai angka tertinggi dalam beberapa waktu terakhir. Saat ini, harga biji kopi robusta di pasaran berkisar antara Rp 43 ribu hingga Rp 45 ribu per kilogramnya.

Hal ini terlihat dari pantauan wartawan di beberapa lokasi pengepul atau toke (tauke) di Empat Lawang pada Jumat (23/2/2024). Salah seorang tauke di wilayah Muara Pinang, Mei mengatakan bahwa ia membeli biji kopi robusta dari petani dengan harga Rp 45 ribu per kilogram.

"Kalau kopi kering dan bersih, saya beli Rp 45 ribu. Tapi kalau kopi gledekan (biji dari buah kopi yang baru dipetik lalu langsung digiling), saya beli Rp 43 ribu," ujar Mei.

Sementara itu, di wilayah Pendopo, harga jual biji kopi robusta juga tidak berbeda jauh dengan di Muara Pinang. Menurut Apan, salah seorang petani kopi di Pendopo, harga biji kopi yang ia jual ke tauke berkisar antara Rp 43 ribu hingga Rp 45 ribu per kilogram, tergantung kualitasnya.

"Kalau kawo gledek 43 sekarang, tapi kalau kopi kering dan bagus bisa sampai 44, 45," kata Apan.

Namun, Apan mengaku tidak merasakan keuntungan dari harga kopi yang tinggi ini. Pasalnya, pohon kopi di kebun miliknya sudah tua dan tidak berbuah banyak. Ia mengatakan bahwa hasil panen kopi tidak sebanding dengan modal yang ia keluarkan untuk pupuk dan racun.

"Walaupun mahal, tetap macet yang saya rasakan. Pohon kopi saya kan banyak yang lama atau tua, hasil buahnya tidak sesuai dengan modal yang saya keluarkan," keluhnya.

Senada dengan Apan, Zul, petani kopi lainnya di Pendopo, juga mengatakan bahwa harga kopi yang tinggi tidak membuatnya bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ia menilai bahwa harga sembako saat ini juga naik, sehingga tidak ada bedanya dengan harga kopi.

"Lihat saja harga beras sekarang sudah ada yang sampai Rp 16.500 bahkan ada yang Rp 17 ribu, gula sudah sampai 18 sekarang," ujarnya.

Zul menambahkan bahwa buah kopi di kebunnya juga sedikit, karena banyak yang macet atau tidak berbuah. Ia berharap agar pemerintah dapat memberikan bantuan atau solusi bagi petani kopi di Empat Lawang.

"Kalau bisa, pemerintah bantu kami dengan memberikan bibit kopi baru yang lebih produktif, atau memberikan subsidi pupuk dan racun. Kami juga minta agar ada pasar kopi yang lebih baik, agar kami tidak tergantung pada tauke saja," tuturnya.

Diperkirakan, panen puncak buah kopi di Empat Lawang akan terjadi pada bulan April hingga Mei mendatang. Para petani mengatakan bahwa panen kopi di kebun sekitar desa biasanya lebih awal dibandingkan dengan kebun kopi di bukit atau talang.

Berdasarkan data Dinas Pertanian Kabupaten Empat Lawang, produksi biji kopi di Empat Lawang pada tahun 2023 mencapai 53.632 ton. Petani kopi tersebar di seluruh kecamatan yang ada di Empat Lawang, dengan Kecamatan Talang Padang sebagai penghasil terbanyak yang mampu menghasilkan kopi 14.560 ton dalam setahun, disusul oleh Kecamatan Pasemah Air Keruh (Paiker) sebanyak 10.173 ton.

Mayoritas penduduk Kabupaten Empat Lawang adalah petani kopi, dengan jumlah pohon kopi yang diperkirakan mencapai 62.134 pohon, baik yang belum berbuah, berbuah, maupun rusak.

Secara keseluruhan saat ini ada sebanyak 37.895 pemilik kebun kopi di Kabupaten Empat Lawang dengan rata-rata produksi secara global 8,66 ton per hektar setiap tahunnya. (*/red)