DI BALIK nama-nama kota yang kita kenal hari ini, seringkali tersembunyi kisah-kisah legendaris yang menarik. Salah satu kisah menarik yang mungkin belum banyak orang ketahui adalah asal usul nama Kota Dumai.
Nama Dumai yang begitu akrab di telinga masyarakat memiliki kisah yang unik dan menarik, yang berasal dari sebuah legenda kerajaan.
Pada zaman dahulu, di daerah Dumai, berdirilah sebuah kerajaan yang dikenal dengan nama Seri Bunga Tanjung.
Kerajaan ini dipimpin oleh seorang ratu yang bijaksana bernama Cik Sima. Ratu Cik Sima memiliki tujuh orang putri yang elok nan rupawan, dan mereka dikenal dengan sebutan Putri Tujuh.
Namun, di antara ketujuh putri tersebut, ada satu yang paling cantik dan menawan, bernama Mayang Sari.
Kisah dimulai ketika ketujuh putri Seri Bunga Tanjung sedang mandi di lubuk Sarang Umai, tanpa mereka sadari, ada seorang pangeran bernama Pangeran Empang Kuala dan para pengawalnya yang diam-diam mengamatinya.
Pangeran tersebut terpesona oleh kecantikan Putri Mayang Sari dan jatuh cinta padanya. Bahkan, ia sering bergumam lirih tentang kecantikan sang putri.
Konon, dari peristiwa ini lahirlah nama kota Dumai, yang terdengar dalam kata-kata pangeran tersebut, "Gadis cantik di lubuk Umai... cantik di Umai. Ya, ya... Dumai."
Beberapa hari berlalu, sang pangeran mengirim utusan untuk meminang Putri Mayang Sari. Pinangan itu diterima dengan baik oleh Ratu Cik Sima, namun, menurut adat kerajaan mereka, putri tertua yang berhak menerima pinangan terlebih dahulu. Putri Mayang Sari menolak pinangan Pangeran Empang Kuala.
Ketika Pangeran Empang Kuala mengetahui bahwa pinangannya telah ditolak, ia marah dan memerintahkan pasukannya untuk menyerang Kerajaan Seri Bunga Tanjung.
Ratu Cik Sima yang tahu tentang rencana tersebut, melarikan ketujuh putrinya ke dalam hutan dan memberikan mereka persediaan makanan untuk tiga bulan.
Saat sang ratu kembali ke kerajaan untuk melawan pasukan Pangeran Empang Kuala, pertempuran antara kedua kerajaan berlanjut selama tiga bulan tanpa ada tanda-tanda berakhirnya.
Namun, pada suatu senja, pasukan Pangeran Empang Kuala beristirahat di hilir Umai, berlindung di bawah pohon-pohon bakau. Tiba-tiba, mereka tertimpa ribuan buah bakau yang jatuh dan menusuk badan mereka.
Ketika pasukan Pangeran Empang Kuala tak berdaya, seorang utusan dari Ratu Cik Sima datang menghadap sang pangeran.
Ia memohon agar Pangeran menghentikan perang karena tindakannya telah membuat alam negeri Seri Bunga Tanjung marah. Pangeran Empang Kuala menyadari kesalahannya dan segera menghentikan perang.
Dari peristiwa ini, nama Dumai diabadikan dalam legenda yang menggambarkan cinta, perang, dan penyesalan.
Sebuah nama kota yang memiliki kisah asal usul yang unik dan menarik, mengingatkan kita akan kekayaan budaya dan sejarah di balik nama-nama tempat yang sering kita dengar sehari-hari. (*)