Pemerintah targetkan sekolah jarak jauh nasional 2029, solusi bagi 3,9 juta anak putus sekolah. Infrastruktur digital disiapkan di 34 provinsi.
Ilustrasi. (*/Mangoci4lawangpost.com)
BAYANGKAN sebuah Indonesia di mana setiap anak, tak peduli sejauh apa rumahnya dari pusat kota atau seberapa sibuk jadwalnya, tetap bisa belajar di sekolah menengah.
Inilah mimpi besar yang sedang dirancang pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).
Targetnya jelas: pada tahun 2029, Indonesia akan memiliki sekolah jarak jauh nasional yang mampu menjangkau jutaan anak, termasuk mereka yang selama ini sulit mendapatkan pendidikan formal.
Dari Uji Terap Hingga Nasional
Gagasan ini bukan hanya wacana. Tatang Muttaqin, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi PKPLK Kemendikdasmen, mengungkapkan bahwa langkah awal sudah dilakukan melalui uji terap Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK), Malaysia.
Program ini membuktikan bahwa teknologi bisa menjadi jembatan bagi anak-anak yang tak mampu hadir di sekolah tatap muka.
Menurut Tatang, uji terap pada 2025 akan menyasar 100 murid, sebagai permulaan. Angka ini diharapkan melonjak signifikan pada 2027, dengan dukungan pemerintah daerah di 34 provinsi.
Targetnya, minimal 100 murid per provinsi, sehingga totalnya mencapai 3.400 siswa yang dapat mengakses PJJ.
“Pada 2029, diharapkan ada sekolah jarak jauh nasional,” kata Tatang dalam keterangan tertulis, Jumat (8/8/2025).
Menjangkau Anak Putus Sekolah
Data menunjukkan masih ada 3,9 juta angka tidak sekolah (ATS) di Indonesia, dan 25 persen di antaranya berada di jenjang pendidikan menengah. Penyebabnya beragam: keterbatasan biaya, tuntutan bekerja, pernikahan dini, hingga jarak rumah dan sekolah yang terlalu jauh.
Program pendidikan jarak jauh diharapkan menjadi solusi tepat bagi masalah ini. Dengan format daring, siswa tidak perlu meninggalkan pekerjaan atau aktivitas lain yang penting bagi keluarganya.
Bagi atlet, misalnya, PJJ bisa menjadi penyelamat agar tetap bisa belajar tanpa mengorbankan jadwal latihan dan kompetisi.
Infrastruktur Digital Jadi Kunci
Keberhasilan sekolah jarak jauh nasional sangat bergantung pada infrastruktur digital. Pemerintah saat ini sedang mengembangkan dan memperkuat jaringan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di seluruh Indonesia.
Langkah ini meliputi peningkatan koneksi internet, penyediaan perangkat belajar, dan pelatihan guru agar terbiasa dengan metode pengajaran daring.
Selain infrastruktur, sosialisasi masif juga dilakukan. Tujuannya, agar masyarakat tidak hanya tahu tentang program ini, tetapi juga memahami cara kerjanya, manfaatnya, dan bagaimana mendaftarkan anak mereka.
“Targetnya, setiap satu provinsi nanti akan memiliki satu sekolah induk yang membuka program Pendidikan Jarak Jauh,” jelas Tatang.
Dengan model ini, sekolah induk menjadi pusat pembelajaran, sedangkan siswa bisa belajar dari lokasi masing-masing melalui internet.
Langkah Menuju 2029
Peta jalan program ini cukup jelas:
-
2025: Uji terap PJJ untuk 100 siswa di beberapa lokasi.
-
2027: Replikasi oleh Pemda di 34 provinsi dengan minimal 100 siswa per provinsi.
-
2028: Pemda proaktif menjangkau lebih banyak ATS dan memperluas layanan PJJ.
-
2029: Sekolah jarak jauh nasional resmi berjalan.
Rencana ini juga selaras dengan upaya pemerintah memperbaiki angka partisipasi sekolah dan memastikan tidak ada anak yang tertinggal dalam sistem pendidikan.
Mengapa Penting?
Pendidikan adalah hak dasar setiap anak. Namun, realitas di lapangan menunjukkan banyak anak terpaksa berhenti sekolah.
Sekolah daring dapat memutus lingkaran keterbatasan ini. Model belajar jarak jauh memberikan:
-
Akses tanpa batas lokasi – siswa di daerah terpencil tetap bisa belajar.
-
Fleksibilitas waktu – cocok bagi anak yang bekerja atau memiliki aktivitas lain.
-
Biaya lebih terjangkau – mengurangi ongkos transportasi dan akomodasi.
-
Pemanfaatan teknologi – menyiapkan siswa menghadapi dunia kerja modern.
Tantangan yang Harus Diatasi
Meski menjanjikan, program ini juga memiliki tantangan. Kesenjangan digital menjadi isu utama.
Tidak semua daerah memiliki akses internet stabil, dan tidak semua keluarga mampu membeli perangkat belajar seperti laptop atau tablet.
Selain itu, ada tantangan terkait interaksi sosial siswa. Sekolah tatap muka tak hanya soal pelajaran, tetapi juga tentang membangun karakter, kerja sama, dan jejaring sosial.
Karena itu, desain PJJ harus memikirkan cara agar siswa tetap bisa berinteraksi, misalnya melalui kegiatan tatap muka berkala atau projek kolaboratif daring.
Harapan Masyarakat
Banyak pihak menyambut baik rencana ini. Orang tua yang anaknya harus bekerja melihatnya sebagai kesempatan kedua.
Atlet dan pelajar berbakat di bidang seni melihatnya sebagai solusi agar pendidikan dan karier tetap berjalan seimbang.
Di sisi lain, para guru dan tenaga pendidik berharap pelatihan yang diberikan cukup memadai agar mereka siap mengajar di lingkungan digital.
Pendidikan jarak jauh menuntut metode berbeda dari kelas tradisional, termasuk pemanfaatan video interaktif, kuis online, dan sistem manajemen pembelajaran (LMS).
Masa Depan Pendidikan Indonesia
Jika berhasil, sekolah jarak jauh nasional akan menjadi tonggak sejarah pendidikan Indonesia.
Program ini bukan hanya soal memindahkan kelas ke layar komputer, tetapi tentang membuka pintu bagi anak-anak yang selama ini terhalang untuk belajar.
Bayangkan tahun 2029 nanti, ribuan siswa di pelosok Papua, pedalaman Kalimantan, hingga desa-desa di Nusa Tenggara, bisa belajar dari guru terbaik tanpa harus meninggalkan kampung halaman. Pendidikan akan menjadi hak yang benar-benar setara, bukan hanya slogan. **