Melihat Kondisi Jembatan Gantung Gaung
Jembatan gantung Kampung Gaung, Kelurahan Kelumpang Jaya Kecamatan Tebing Tinggi, kondisinya saat ini semakin menghawatirkan, padahal, jembatan gantung tersebut, merupakan akses satu-satunya warga untuk menuju ke perkebunan di seberang Sungai Musi. Bagaimana kondisi sesungguhnya jembatan tersebut ?.
Berikut Liputannya.
Oci / Harian Silampari - Empat Lawang
DENGAN panjang sekitar 80 meter membentang diatas aliran Sungai Musi, Jembatan gantung Gaung warga menyebutnya, karena terletak di Kampung Gaung Kelurahan Kelumpang Jaya Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Empat Lawang. Sebelum mengalami kerusakan parah seperti saat ini, jembatan gantung tersebut biasa dilalui oleh warga untuk menuju atau pulang dari perkebunan yang terletak di seberang sungai.
Jika kondisinya saat masih bagus, warga biasa melewati jembatan tersebut tidak hanya dengan berjalan kaki, beberapa warga lainnya juga biasa melewati jembatan tersebut dengan sepeda motor untuk pergi ke perkebunan atau mengangkut hasil pertanian dan perkebunannya.
Namun saat ini, banyak warga sudah tidak berani lagi menyeberangi sungai melewati jembatan gantung tersebut, terutama dengan sepeda motor. Karena kondisi kayu yang sudah banyak lapuk, sangat beresiko jika dilalui terutama dengan sepeda motor. Selain itu, kondisi tiang jembatan juga tinggal menunggu detik-detik akan runtuh. Karena tanah di bawanya sudah banyak tergerus air, hingga pondasi tiang jembatan sudah terlihat jelas.
Keluhan akan kondisi jembatan tersebut, bukan tidak pernah disampaikan oleh warga kepada pemerintah. Beberapa kesempatan dari musyawarah perencanaan pembangunan (Musrembang) pun sudah sering kali disampaikan. Meski sudah bertahun-tahun, namun tidak juga ada upaya perbaikan dari pemerintah, hingga warga mulai pesimis jika jembatan tersebut diperbaiki.
"Dulunya, saat jembatan ini masih bagus, warga menggunakan jembatan ini untuk mengangkut hasil panen, seperti kopi, pisang, padi dan karet. Setidaknya, sekitar lebih dari 50 persen warga yang berprofesi petani atau pekebun di sini, menggunakan jembatan ini. Namun, dengan kondisinya saat ini, warga terpaksa memikul hasil panen, karena jembatan tidak mungkin dilalui lagi oleh sepeda motor," ungkap Antoni (38) warga setempat.
Dikatakannya, jangankan untuk dilalui oleh sepeda motor, warga yang berjalan kaki pun, harus ekstra hati-hati dan memilih tempat berpijak saat melewati jembatan ini, jika tidak ingin celaka jatuh ke sungai. "Bahkan pernah ada warga yang melewati jembatan ini, tiba-tiba kayu yang dipijak patah karena lapuk. Beruntung dia berpegangan erat di tali jembatan, kalau tidak bisa bahaya dia," cetusnya.
Ketua RT 02 RW 02 Kelurahan Kelumpang Jaya Kecamatan Tebing Tinggi, Jamaludin menyebut jika kondisi jembatan gantung Gaung, tinggal menunggu detik-detik ambruknya saja. Disampaikannya, dengan kondisi yang saat ini, apa lagi dengan curah hujan yang cukup tinggi seperti saat ini, bukan tidak mungkin tanah di bawah tiang akan kembali tergerus air hingga menyebabkan jembatan itu ambruk.
"Cuma saja, saya selalu berdo'a jika nanti jembatan gantung itu ambruk, tidak sampai membahayakan warga, itu saja," cetusnya.
Sementara itu, Lurah Kelumpang Jaya Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Empat Lawang, Khairil Anwar mengatakan jika pihaknya sudah berulang kali mengusulkan perbaikan jembatan tersebut ke pemerintah kabupaten (Pemkab). Bahkan sebutnya, di Musrembang yang ada setiap tahun, pihaknya selalu membawa permasalahan tersebut ke permukaan.
"Sudah seringkali bahkan saya sudah malu dengan warga, sebab usulan perbaikan jembatan itu tidak pernah terealisasi," katanya.
Di kelurahan ini kata Khairil, sekitar 70 persen warga bekerja sebagai petani atau pekebun, 25 persen adalah buruh atau serabutan, 1 persen PNS, TNI/Polri sementara 4 persen lainnya bekerja sebagai pedagang atau pekerjaan lainnya.
"Kalau mayoritas penghasilan warga, saya rasa sekitar Rp15 ribu hingga Rp20 ribu perharinya. Dalam arti kata, masyarakat di sini memang benar-benar dibawah taraf kesejahtera dan ini bisa langsung dilihat sendiri," katanya. (*)