Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Warga Desa Tanjung Kupang Baru Sambut Ramadan dengan Sedekah Ruwahan

Tradisi ruwahan di Desa Tanjung Kupang Baru, Tebing Tinggi Kabupaten Empat Lawang. Foto: dok/warga
MENJELANG
bulan suci Ramadan, warga Desa Tanjung Kupang Baru, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Empat Lawang, menggelar tradisi sedekah ruwahan. Tradisi ini merupakan bentuk syukur dan doa kepada Allah SWT agar diberi kemudahan dan keberkahan dalam menjalankan ibadah puasa Ramadan, nantinya.

Salah seoarang warga desa, Kasim, mengatakan bahwa ia dan keluarganya baru saja melaksanakan sedekah ruwah pada malam ini. Ia mengundang tetangga dan kerabatnya untuk bersama-sama membaca Yasin dan Tahlil, serta berdoa untuk orang tua yang telah meninggal.

"Kami biasanya melaksanakan sedekah ruwah seminggu sebelum bulan puasa. Ini sudah menjadi tradisi turun-temurun yang kami jaga hingga sekarang. Kami berharap dengan sedekah ruwah ini, Allah SWT menerima amal ibadah kami dan mengampuni dosa-dosa kami," ujar Kasim, Senin (4/3/2024).

Kasim menambahkan bahwa tradisi sedekah ruwah ini tidak hanya menjadi sarana ibadah, tetapi juga mempererat hubungan sosial antarwarga. Ia mengatakan bahwa hampir setiap tetangga di desanya aktif mengikuti tradisi ini. Bahkan, ada yang menghadiri acara Yasinan dan doa hingga tiga kali sehari.

"Setelah selesai berdoa, kami biasanya makan bersama. Ini menjadi momen kebersamaan dan keakraban yang sangat berharga. Kami saling berbagi dan bantu-membantu. Kami merasa seperti satu keluarga besar," ungkap Kasim.

Tradisi sedekah ruwahan ini bukan hanya sebuah ritual keagamaan, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong di masyarakat Desa Tanjung Kupang Baru. Dengan melibatkan semua lapisan masyarakat, dari anak-anak hingga orang tua, tradisi ini menjadi wujud nyata solidaritas dan kekompakan dalam menghadapi bulan suci Ramadan setiap tahunnya.

"Kami berharap tradisi ini terus dilestarikan dan ditularkan kepada generasi selanjutnya. Kami juga berharap tradisi ini menjadi contoh bagi desa-desa lain yang ingin menjaga kearifan lokal dan kebudayaan mereka," tutur Kasim. (*/red)