Bikin Nyesek! Ini Dia 5 Penyebab Pengajuan Kredit/Pembiayaan Anda Ditolak!
Ilustrasi Pengajuan Kredit Ditolak. |
Namun, tidak semua orang dapat dengan mudah mendapatkan kredit atau pembiayaan dari bank atau perusahaan pembiayaan.
Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan dan diperhatikan agar pengajuan kredit/pembiayaan Anda tidak ditolak.
Mengapa Pengajuan Kredit/Pembiayaan Bisa Ditolak?
Ada beberapa alasan mengapa pengajuan kredit/pembiayaan Anda bisa ditolak oleh bank atau perusahaan pembiayaan. Berikut adalah beberapa penyebab umum yang sering terjadi:
1. Dokumen tidak lengkap dan gagal diverifikasi.
Dokumen adalah salah satu syarat utama dalam pengajuan kredit/pembiayaan. Dokumen yang dibutuhkan biasanya meliputi formulir pengajuan, identitas diri, dan lampiran pendukung.
Jika dokumen Anda tidak lengkap atau tidak terbaca dengan jelas, maka bank atau perusahaan pembiayaan akan sulit untuk memverifikasi data Anda.
Hal ini dapat menghambat proses pengajuan dan berpotensi menimbulkan penolakan.
2. Calon debitur memberikan informasi tidak benar atau data palsu.
Informasi yang Anda berikan dalam formulir pengajuan atau saat survei harus sesuai dengan kenyataan.
Jangan pernah memberikan informasi palsu atau tidak benar, seperti mengarang penghasilan, mengubah tujuan pinjaman, atau menyembunyikan utang lain.
Hal ini dapat merugikan Anda sendiri, karena bank atau perusahaan pembiayaan akan mengecek kebenaran informasi Anda melalui berbagai sumber, seperti Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK), rekening bank, atau referensi lain.
Jika terbukti memberikan informasi palsu, maka pengajuan Anda akan ditolak dan Anda bisa dikenakan sanksi hukum.
3. Pinjaman yang diajukan terlalu besar atau tidak sesuai dengan kemampuan finansial calon debitur.
Jumlah pinjaman yang Anda ajukan harus sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan Anda.
Jangan mengajukan pinjaman yang melebihi penghasilan atau anggaran Anda, karena hal ini akan menyulitkan Anda untuk membayar angsuran.
Bank atau perusahaan pembiayaan akan menilai kelayakan Anda berdasarkan rasio cicilan terhadap penghasilan (debt to income ratio).
Rasio ini menunjukkan seberapa besar beban cicilan yang harus Anda bayar setiap bulannya dibandingkan dengan penghasilan Anda.
Idealnya, rasio ini tidak boleh lebih dari 30%, artinya cicilan Anda tidak boleh lebih dari 30% dari penghasilan Anda.
Jika rasio Anda terlalu tinggi, maka pengajuan Anda akan ditolak karena dianggap berisiko.
4. Riwayat kredit dalam Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) buruk.
SLIK adalah sistem yang menghimpun data kredit atau pembiayaan seluruh nasabah perbankan dan perusahaan pembiayaan di Indonesia.
Data ini mencakup identitas nasabah, jenis kredit atau pembiayaan, jumlah pinjaman, jangka waktu, angsuran, dan status pembayaran.
Bank atau perusahaan pembiayaan akan mengakses data SLIK Anda untuk mengetahui riwayat kredit Anda.
Jika Anda memiliki riwayat kredit yang buruk, seperti sering terlambat membayar, menunggak, atau bermasalah dengan kreditur lain, maka pengajuan Anda akan ditolak karena dianggap tidak kredibel.
5. Data penghasilan calon debitur mencurigakan atau tidak tercermin pada mutasi rekening.
Data penghasilan adalah salah satu faktor penting yang menentukan kelayakan Anda dalam mengajukan kredit/pembiayaan.
Data penghasilan harus valid dan dapat dibuktikan dengan dokumen resmi, seperti slip gaji, surat keterangan kerja, atau bukti pajak.
Selain itu, data penghasilan juga harus tercermin pada mutasi rekening Anda, yaitu catatan transaksi yang terjadi pada rekening Anda.
Jika data penghasilan Anda mencurigakan, tidak konsisten, atau tidak sesuai dengan mutasi rekening Anda, maka bank atau perusahaan pembiayaan akan meragukan kemampuan Anda untuk membayar angsuran.
Bagaimana Cara Mengajukan Kredit/Pembiayaan dengan Sukses?
Setelah mengetahui beberapa penyebab penolakan pengajuan kredit/pembiayaan, tentu Anda tidak ingin mengalaminya, bukan?
Untuk itu, Anda perlu melakukan beberapa hal berikut ini agar pengajuan kredit/pembiayaan Anda berjalan lancar dan berhasil:
1. Pastikan dokumen lengkap dan terbaca dengan jelas.
Sebelum mengajukan kredit/pembiayaan, pastikan Anda sudah mempersiapkan dokumen yang dibutuhkan dengan lengkap dan jelas.
Dokumen yang dibutuhkan biasanya meliputi formulir pengajuan, identitas diri, dan lampiran pendukung.
Formulir pengajuan harus diisi dengan informasi yang benar dan lengkap, tanpa ada bagian yang kosong atau tidak jelas.
Identitas diri harus asli dan masih berlaku, serta sesuai dengan data yang ada di SLIK.
Lampiran pendukung harus valid dan relevan, seperti mutasi rekening, bukti penghasilan, dan rekening pembayaran listrik/PBB/telepon.
Jika Anda mengajukan kredit/pembiayaan secara daring, pastikan Anda mengirimkan dokumen dalam bentuk softcopy yang terbaca dengan jelas dan tidak buram.
Jika Anda mengajukan kredit/pembiayaan secara offline, pastikan Anda membawa dokumen asli dan fotokopi yang terbaca dengan jelas dan tidak rusak.
2. Sampaikan informasi dengan jujur saat pengisian formulir atau survei.
Saat mengisi formulir pengajuan atau saat disurvei oleh petugas, sampaikan informasi dengan jujur dan sesuai dengan kenyataan.
Jangan memberikan informasi palsu atau tidak benar, seperti mengarang penghasilan, mengubah tujuan pinjaman, atau menyembunyikan utang lain.
Hal ini dapat merugikan Anda sendiri, karena bank atau perusahaan pembiayaan akan mengecek kebenaran informasi Anda melalui berbagai sumber, seperti SLIK, rekening bank, atau referensi lain.
Jika terbukti memberikan informasi palsu, maka pengajuan Anda akan ditolak dan Anda bisa dikenakan sanksi hukum.
3. Ajukan pinjaman sesuai pendapatan yang dimiliki, total cicilan maksimal 30% dari pendapatan bulanan untuk menghindari kredit macet.
Jumlah pinjaman yang Anda ajukan harus sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan Anda.
Jangan mengajukan pinjaman yang melebihi penghasilan atau anggaran Anda, karena hal ini akan menyulitkan Anda untuk membayar angsuran.
Bank atau perusahaan pembiayaan akan menilai kelayakan Anda berdasarkan rasio cicilan terhadap penghasilan (debt to income ratio).
Rasio ini menunjukkan seberapa besar beban cicilan yang harus Anda bayar setiap bulannya dibandingkan dengan penghasilan Anda.
Idealnya, rasio ini tidak boleh lebih dari 30%, artinya cicilan Anda tidak boleh lebih dari 30% dari penghasilan Anda.
Jika rasio Anda terlalu tinggi, maka pengajuan Anda akan ditolak karena dianggap berisiko.
4. Biasakan membayar utang tepat waktu dan tepat jumlah agar riwayat kredit pada SLIK baik.
Riwayat kredit Anda pada SLIK adalah salah satu faktor yang menentukan kredibilitas Anda sebagai calon debitur.
Jika Anda memiliki riwayat kredit yang buruk, seperti sering terlambat membayar, menunggak, atau bermasalah dengan kreditur lain, maka pengajuan Anda akan ditolak karena dianggap tidak kredibel.
Oleh karena itu, biasakanlah membayar utang Anda tepat waktu dan tepat jumlah.
5. Lampirkan dokumen resmi seperti dokumen gaji, mutasi rekening, dan rekening pembayaran listrik sebagai bukti pendukung penghasilan.
Data penghasilan Anda adalah salah satu faktor penting yang menentukan kelayakan Anda dalam mengajukan kredit/pembiayaan.
Data penghasilan harus valid dan dapat dibuktikan dengan dokumen resmi, seperti slip gaji, surat keterangan kerja, atau bukti pajak.
Selain itu, data penghasilan juga harus tercermin pada mutasi rekening Anda, yaitu catatan transaksi yang terjadi pada rekening Anda.
Jika data penghasilan Anda mencurigakan, tidak konsisten, atau tidak sesuai dengan mutasi rekening Anda, maka bank atau perusahaan pembiayaan akan meragukan kemampuan Anda untuk membayar angsuran.
Dokumen dan survei pengajuan kredit/pembiayaan bukanlah hal yang rumit, proses ini perlu dilalui dengan perencanaan yang baik untuk memastikan kelayakan calon debitur.
Sebagai calon debitur, Anda perlu meyakinkan bank/perusahaan pembiayaan bahwa Anda layak mendapatkan pinjaman dan mampu melunasinya.
Oleh karena itu agar tidak ditolak, persiapkan dengan baik setiap keputusan keuangan Anda ya! (*)